Lompat ke isi utama
x
dwp

DWP Kankemenag Bantul Hadiri Pertemuan Caturwulan

Bantul (Kankemenag) - Eni Kartika Sari Ahmad Shidqi, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul beserta Pengurus menghadiri Pertemuan Caturwulan Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama DIY dalam rangka ulang tahun DWP ke 24 dan hari ibu. Acara berlangsung di PLHUT Kulonprogo, Senin (18/12). Hadir dalam kegiatan tersebut masing masing ketua dan pengurus DWP Kemenag Kabupaten/Kota. 

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulonprogo, Wahib Jamil dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertemuan kali ini ditempatkan di gedung baru PLHUT sekaligus dalam rangka memperingati HUT DWP ke 24 dan juga menyongsong hari ibu. "Untuk itu, sebagai wujud rasa syukur kami disiapkan tumpeng", kata Wahib Jamil. 

dwp

Ketua DWP Kemenag DIY Supartini Masmin Afif menyampaikan ucapan terimakasih kehadiran semua anggota DWP. Supartini sekilas menceritakan awal mula hari ibu karena adanya konggres wanita tanggal 22 dan 25 Desember 1928. "Inti dari konggres ini adalah wanita ikut berjuang membantu kemerdekaan Indonesia dan kita yang ada di Kemenag Kabupaten Kulonprogo ini hendaklah berjuang mengisi kemerdekaan dengan hal hal yang positif dan berguna bagi bangsa dan negara", pungkas Supartini.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua DWP Kemenag DIY yang kemudian diserahkan kepada Ketua DWP Kemenag Kulonprogo, Atik Wahib Jamil disaksikan semua Ketua DWP Kabupaten/Kota. Pengajian disampaikan KH. Imam Aladin Nur, Pengawas PAI Kemenag Kabupaten Kulonprogo. Imam menyampaikan tentang pentingnya menjaga keharmonisan keluarga.

Imam menyampaikan inti pengajian diantaranya sebagai anggota DWP atau seorang istri hendaklah memberikan senyuman pagi dan sore hari sehingga dapat memberikan ketenangan suami saat bekerja di luar rumah. Seorang istri senantiasa bersyukur, bertawakal dan sabar dalam mengarungi bahtera rumah tangga sehingga tercipta keluarga yang harmonis sakinah mawadah warahmah.

Selain itu dari DWP Kemenag Kulonprogo mendemontrasikan pembuatan lilin aroma terapi yang bisa dibuat sendiri dari minyak jelantah, bibit serai, bibit lilin dan pewarna pastel yang dipanaskan lalu diaduk kemudian dicetak.