Lompat ke isi utama
x
pokjaluh

Pokjaluh Kemenag Bantul Adakan Pelatihan Pengisian SKP

Dikirim oleh liana pada 2 February 2022

Bantul (Kankemenag) – Kepala Sub Bagian Tata Usaha H. Mukotip, S. Ag., M. Pd. I. membuka acara penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Penyuluh Agama Islam Fungsional di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Rabu (02/02). Peserta yang hadir sejumlah 30 orang dari total 48 orang penyuluh.

Dalam sambutannya Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Hj. Sri Sumiatun, S. Ag. mengatakan pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan pembahasan dan praktek dengan aplikasi SKP yang terbaru. “Ini merupakan pertemuan yang ketiga, mudah-mudahan hari ini semua bisa selesai”, kata Sri. “Kita belajar bersama-sama, dan mohon dukungan dan bimbingannya supaya kita Pokjaluh dapat lebih baik lagi”, imbuhnya.

Mukotip dalam sambutannya mengatakan “hari ini kita akan bersama-sama menyusun SKP model yang terbaru”. “Kita adalah mitra yang memiliki cita-cita besar, tapi dibalik cita-cita yang besar itu kita memiliki tantangan yang lebih besar karena saat ini kita hidup di era teknolongi mulai dari model kita berceramah, metodologi kita menerangkan pasti akan berbeda”, Kata Mukotip. Di era seperti saat ini akan lebih mendominasi nilai komunikasi, nilai pesan-pesan yang diterima adalah melalui teknologi seperti website dan media sosial lainnya. “Maka dari itu kita harus pandai beradaptasi agar pesan-pesan yang kita sampaikan tidak kalah dengan yang lainnya, karena saat ini semua kalangan dari ibu-ibu bapak-bapak remaja maupun nenek-nenek menggunakan teknologi”, tambahnya.

 

Berbagaimacam informasi dapat di akses dengan mudah, bahkan mereka lebih tau informasinya sebelum pesannya disampaikan. Tentunya kita harus menyampaikan informasi yang mengandung nilai-nilai kebenaran yang akan memberikan dorongan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan kualitas keimanan dan meningkatkan nilai-nilai kebaikan didunia. Namun efek media yang lain dapat mendorong dan menggerus nilai-nilai yang ada didalam remaja yang belum memiliki pondasi yang kuat dan stabil. “Kalau keimanan dan kualitas keagamaannya masih ringan untuk mencari informasi yang tidak ada batasnya, saya kuatir anak-anak remaja kedepannya tidak memiliki konsistensi dan keimanan”, terangnya. “Maka daripada itu PR besar bagi bapak ibu penyuluh tidak ada bahasa lain kecuali kita mampu untuk bekerjasama melakukan inovasi didalam penyiaran kita”, imbuhnya. Maka dari itu lakukan penyusunan SKP dengan jelas, dapat diukur dan relevan. (Ev).