Lompat ke isi utama
x
Kankemenag Bantul

Kankemenag Bantul Gandeng SLBN 1 Bantul Laksanakan Program LABRUSI

Bantul (Kankemenag) – Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul (Kankemenag Bantul) menyelenggarakan Dukungan Kegiatan Program Layanan Bimbingan Remaja Usia Sekolah Inklusi (LABRUSI) yang dilangsungkan di SLBN 1 Bantul selama empat hari, Selasa-Kamis (05-07/08/2025) dan Senin (11/08/2025).

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang sebelumnya dilakukan antara Kankemenag Bantul dan SLBN 1 Bantul. Tujuannya adalah memberikan bimbingan kepada remaja usia sekolah dari aspek psikologi dan juga reproduksi. Lebih dari itu, LABRUSI ini dilaksanakan untuk merangkul kelompok inklusi, yang notabenenya juga perlu bimbingan remaja.

SLBN 1 Bantul ini memiliki siswa luar biasa yang cukup kompleks, ada dari penyandang tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunarungu wicara, dan autis. Sehingga cukup menantang bagi narasumber dalam menyampaikan materi.  

LABRUSI ini melibatkan Penyuluh Agama Islam (PAI) di lingkungan Kankemenag Bantul sebagai fasilitator dan guru pendamping dari SLBN 1 Bantul. Kegiatan ini pun ditayangkan langsung melalui kanal Youtube Kemenag Kab. Bantul.

Kankemenag Bantul

Hari pertama, diberikan materi tentang konsep diri, tantangan yang dihadapi remaja, dan tentang pengelolaan emosi yang disampaikan oleh Nuraeni, PAI KUA Jetis, dan Latifah, PAI KUA Sewon.

Hari kedua, disampaikan materi tentang definisi reproduksi, sistem reproduksi, merawat organ reproduksi, dan area pribadi dan umum yang disampaikan olehLily Wakhidah, PAI KUA Imogiri, dan Nuruddin, PAI KUA Kasihan.

Hari ketiga disampaikan materi tentang pubertas, mengelola dorongan seksual, relasi sehat, problematika dan perlindungan seputar reproduksi yang disampaikan oleh Sri Sumiyatun, PAI KUA Banguntapan, dan Fauzan Luthfiyanto, PAI KUA Kretek. Sedangkan hari terakhir penutupan dan penyerahan sertifikat serta cenderamata.

Terjalinnya kerja sama dan terlaksananya LABRUSI ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman diri dan penerimaan diri remaja, meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi, meningkatkan kemampuan akademik dan prestasi belajar, meningkatkan kemandirian dan keterampilan hidup sehari-hari, dan meningkatkan kesejahteraan emosional dan kesehatan mental para siswa kelompok inklusi ini. (Dnd)