Ingin Tingkatkan Mutu, MTsN 3 Bantul Lakukan Studi Tiru
Bantul (MTsN 3) - Sebagai upaya meningkatkan diri menjadi madrasah yang bermutu, Tim Adiwiyata dan Pengelola Perpustakaan MTsN 3 Bantul melakukan studi tiru ke SMAN 1 Bantul, Selasa (25/1).
Rombongan diterima langsung Kepala SMAN 1 Bantul, Ngadiya, S.Pd.MM didampingi Yanti Widjiastuti, M.Hum (Waka Kurikulum sekalis Ketua Tim Adiwiyata), Sumarsih,S.Pd,M.Pd (Waka Humas), Agus Supriadi, M.Pd (Waka Sarpra) dan Kepala TU, Sumidah di aula setempat.
Sugeng Muhari menjelaskan, kunjungannya bersama 16 anggota Tim Adiwiyata dan 3 Pengelola Perpustakaan dari madrasahnya untuk belajar pengelolaan kedua hal tersebut. Sekolah yang terkenal dengan sebutan SMA Saba tersebut dipilih karena belum lama ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Perpustakaannya terakreditasi A. “Kami ingin melihat dari dekat bagaimana kondisi sekolah dalam mengelola lingkungan dan perpustakaan. Kita akan meniru namun tentu sesuai dengan kondisi dan kemampuan,” tuturnya.
Kepala SMAN 1 Bantul mengucapkan terimakasih atas kepercayaan MTsN 3 Bantul memilih sekolahnya sebagai tempat studi tiru. Dia berharap kunjungan tersebut dapat memberikan manfaat dan demi kemajuan semua sekolah yang ada di Bantul. “Kami senang dengan kunjungan ini, kami siap membantu memberikan informasi yang diperlukan bahkan melakukan pendampingan jika diperlukan. Semoga semua sekolah di Bantul makin maju dan berkualitas,” harap Ngadiya.
Ketua Tim Adiwiyata, Yanti Widjiastuti menjelaskan bahwa pencapaian sampai menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri melalui proses yang panjang. Semua warga sekolah harus kompak mendukung program tersebut. “Tahun sebelumnya kami belum berhasil meraih Adiwiyata Mandiri. Tapi kami tidak patah semangat, dan di 2021 baru kami berhasil meraihnya. Jadi, Adiwiyata tak bisa berhasil tanpa dukungan semua warga sekolah, bahkan siswa sangat besar perannya. Mereka sangat aktif menginisiasi berbagia kegiatan yang mendukung,” terang Yanti.
Dalam sesi tanyajawab, Koordinator Adiwiyata MTsN 3 Bantul, Drs. Sutanto menanyakan seputar pengelolaan sampah dan kegiatan peringatan hari lingkungan. Sedangkan anggota Divisi Pengomposan Aswantri Bekti, S.Pd meminta penjelasan terkait dengan biopori. Yanti menjelaskan, khusus sampah sekolahnya menerapkan program “Diet Plastik” implementasinya, siswa dilarang membawa makanan dengan kemasan plastik. Kantin juga tidak menyediakan makanan berbungkus plastik. “Kita tidak memperbolehkan siswa membawa makanan dengan kemasan plastik. Kalau terpaksa ada yang membawanya, maka kita minta mereka membawanya kembali pulang. Jadi di sekolah tak ada sampah plastik. Kita sadar plastik menjadi penyumbang masalah terbesar,” tandasnya. Usai acara diteruskan peninjauan lokasi, mulai dari biopori, tempat pemilahan sampah, pengomposan, ruang terbuka hijau, aneka pohon perindang dan mengunjungi Perpustaakaan Amarta.(tan)