Lompat ke isi utama
x
Kankemenag Bantul

Penyuluh Agama Hindu Bantul Ikuti Penguatan Literasi Candi-Candi Bersejarah di Yogyakarta

Dikirim oleh Dendy Pramana.P pada 26 October 2025

Yogyakarta (Kankemenag Bantul) – I Gede Suwardana, Penyuluh Agama Hindu Kabupaten Bantul yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi pada Kelompok Kerja Penyuluh Agama Hindu Indonesia (Pokjaluh AHI), turut berpartisipasi dalam kegiatan Penguatan Literasi Candi-Candi Bersejarah yang Bercorak Hindu di Yogyakarta.

 

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Pokjaluh AHI bidang Keagamaan dan Spiritualitas yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta kompetensi para pengurus melalui pengalaman langsung di lokasi situs bersejarah. Dengan peningkatan kompetensi tersebut, diharapkan para pengurus Pokjaluh AHI mampu mentransfer wawasan kepada penyuluh lainnya dan memberikan edukasi yang lebih luas kepada masyarakat.

 

Yogyakarta dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki sejumlah candi bercorak Hindu, terutama Candi Prambanan yang sejak tahun 2022 telah ditetapkan sebagai warisan peradaban Hindu di Nusantara untuk dunia. Candi Prambanan diharapkan dapat menjadi salah satu pusat peribadatan umat Hindu, sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepahaman tahun 2022 antara lintas instansi dan lembaga, termasuk Kementerian Agama.

Kankemenag Bantul

Sebelum melakukan kunjungan lapangan, para peserta menerima pengayaan materi dari dua narasumber. Narasumber pertama, Nurkotimah, seorang arkeolog muda yang aktif berkontribusi dalam kegiatan Abhiseka Candi Prambanan. Narasumber kedua, Didik Widya Putra, Pembina Yayasan Ciwa Graha Nusantara, yang dikenal sebagai tokoh peduli terhadap perkembangan kegiatan keagamaan di Candi Prambanan.

 

Usai sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke tiga lokasi candi bercorak Siwaistis, yaitu Candi Prambanan, Candi Kedulan, dan Candi Ijo (Candi Badraloka). Melalui kunjungan ini, peserta memperoleh pemahaman langsung mengenai nilai sejarah, arsitektur, dan spiritualitas candi-candi peninggalan agama Hindu tersebut.

 

Kegiatan ini diharapkan semakin memperkuat literasi keagamaan, spiritualitas, dan rasa tanggung jawab penyuluh dalam menjaga serta melestarikan warisan budaya dan religius bangsa.