Lompat ke isi utama
x
Masemba

Uji Publik Kurikulum MTsN 9 Bantul Tahun Pelajaran 2021/2022, Gali Masukan dari Khalayak Umum

Dikirim oleh ponijo pada 26 July 2021

Bantul (MTsN 9 Bantul)—Setelah melewati tahap review pada Rabu (30/06/2021), kurikulum MTs Negeri 9 Bantul akhirnya diuji publikkan kepada khalayak umum, pada Senin (26/07/2021). Kegiatan uji publik digelar secara offline dengan peserta terbatas dyang terdiri dari narasumber, kepala madrasah, kepala tata usaha, wakil kepala madrasah, dan beberapa coordinator di Perpustakaan Literarium Library; dan secara online melalui Zoom Meeting dan Youtube Streaming di channel MTs Negeri 9 Bantul Official bagi guru, pegawai, komite, orang tua, dan siswa.

Kebijakan ini diambil oleh Nur Hasanah Rahmawati, S.Ag., M.M., selaku Kepala MTsN 9 Bantul atas terbitnya surat edaran dari Kantor Kementerian Agama Kabupetan Bantul yang mengatur tentang penyelenggaraan kegiatan di madrasah secara terbatas dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Bantul. “Karena PPKM berlanjut, kegiatan uji publik kita buat offline dan online,” tutur Atik, sapaan akrab Kepala MTsN 9 Bantul.

Hadir sebagai narasumber dalam uji publik tersebut, Anita Isdarmini, S.Pd., M.Hum., Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta; Ahmad Musyadad, S.Ag., M.S.I., Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul; Dra. Hj. Ening Yuni Soleh Astuti, M.A., Pengawas Madrasah; dan Dwi Widiyanti, S.S., M.Hum., perwakilan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah Istimewa Yogyarkarta.

Anita memberikan masukan pada visi yang telah disusun ulang MTsN 9 Bantul. Menurut Anita, visi merupakan proses sehingga esensi yang harus diusung dalam visi adalah siswa. Oleh karena itu, Anita memberikan usulan untuk mengubah narasi di dalam visi. “Yang dimasak di sini kan siswanya sehingga visi seharusnya tentang siswa, bukan madrasah,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ening pun memberikan usulan dengan mengubah sedikit narasi visi MTsN 9 Bantul menjadi “Madrasah menyenangkan untuk terwujudnya siswa yang Islami, Mandiri, Kritis, Unggul, Berwawasan Global, dan Ramah Lingkungan (IMANKU BERGELORA”. Hal serupa juga dilakukan oleh Musyadad yang menekankan bahwa visi merupakan mimpi yang ingin dicapai oleh madrasah. Oleh karena itu, usulan Ening lantas disetujui oleh Atik dan peserta yang hadir dalam uji publik kurikulum MTsN 9 Bantul.

Ening pun kemudian memberikan masukan tambahan terkait pengelolaan program-program unggulan di MTsN 9 Bantul, terutama untuk Giat Prestasi Akademik (GPM) dan Sadar Adiwiyata Masemba (SADAM). Menurut Ening, ada baiknya jika prestasi yang telah diraih oleh MTsN 9 Bantul terus dipertahankan. Artinya, ada regenerasi yang berlanjut terus menurus. Hal itu dapat dicapai dengan pembentukan Tim Sukses Prestasi dan pembimbingan secara berkelanjutan.

“Yang sulit itu sebenarnya kan mempertahankan. Oleh karena itu, kami berharap MTsN 9 Bantul terus melakukan regenerasi prestasi sehingga menjadi madrasah hebat bermartabat kelas dunia,” tegas Ening.

Lebih lanjut, Ening pun memberikan masukan terhadap pengelolaan Adiwiyata di MTsN 9 Bantul. Ening memberikan usulan untuk membentuk pokja-pokja sehingga sistem kerjanya jelas dan terstruktur. Ening memberikan contoh tentang pemberian stimulus kepada siswa untuk membiasakan diri memungut sampah di pagi hari. Kegiatan tersebut dikelola oleh satu pokja. Kemudian, pokja lain bisa mengurus bagian peternakan, tamanisasi, dan sebagainya. Menurut Ening, jika hal tersebut dibiasakan, cita-cita menjadi Madrasah Adiwiyata akan terwujud.

Sementara itu, Dwi Widiyanti memberikan masukan terkait adanya program yang mengolaborasikan siswa sehingga terjadi interaksi yang aktif antarsiswa. Hal ini menjadi penting terutama dalam masa pandemi covid-19 yang kian berlarut-larut. Menurut Dwi, siswa saat ini mengalami dekadensi moral sehingga dibutuhkan pendampingan yang lebih, salah satunya dengan adanya parenting. Kegiatan parenting dan diskusi aktif dalam pembelajaran akan menyelamatkan siswa dari hal-hal negatif, seperti bunuh diri. “Siswa dan orang tua saat ini mungkin sudah stress menghadapi pembelajaran daring. Oleh karena itu, dibutuhkan wadah untuk melakukan penyegaran, seperti kegiatan parenting,” tutur Dwi.

Selanjutnya, Siti Ismiyati, selaku orang tua dari Pratistia Sekar Rahmadani kelas IX C memberikan masukan tentang penyelenggaraan pemebelajaran di MTsN 9 Bantul. Menurut Siti, meskipun daring, semestinya pembelajaran tetap mengajarkan kedisiplinan kepada siswa. Oleh karena itu, pemberian tugas seharusnya diberikan batasan waktu dan diikuti dengan pembahasan dari guru. Siti pun berharap, semua guru memberikan materi kepada siswa, baik menggunakan teks, infografis, maupun video. “Kalau bisa, sesekali guru mengajak siswa untuk belajar secara tatap maya sehingga dapat menjalin interaksi secara langsung,” harap Siti.

Menanggapi masukan-masukan tersebut, Atik menyampaikan rasa terima kasihnya kepada narasumber dan orang tua siswa. Dirinya bertekad akan terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sehingga semua masukan yang diberikan akan diolah oleh tim dan kemudian diimplementasikan dalam kurikulum MTsN 9 Bantul. (and)