Lompat ke isi utama
x
MAN 4 Bantul

Pantau Kesehatan Siswa, MAN 4 Bantul Gelar Skrining Bersama Puskesmas Banguntapan III

Dikirim oleh Dendy Pramana.P pada 3 October 2023

Bantul (MAN 4 Bantul) - Penjaringan kesehatan anak sekolah (skrining) adalah salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin serta tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, MAN 4 Bantul gandeng Puskesmas Banguntapan III untuk melakukan skrining kesehatan siswa kelas XI dan XII. Skrining dilakukan pada Senin (02/10) bertempat di aula MAN 4 Bantul dipimpin langsung oleh dr. Narina Avi Septiyani dibantu 6 petugas kesehatan. 

Skrining kesehatan di awali dengan pengisian kuesioner oleh siswa yang digunakan untuk mengetahui riwayat kesehatan secara umum terkait asupan makanan, pendengaran, penglihatan, olahraga, konsumsi alkohol, penggunaan rokok atau vape, riwayat penyakit yang pernah dialami, serta riwayat penyakit keluarga. Selanjutnya siswa-siswi MAN 4 Bantul melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan oleh petugas PMR MAN 4 Bantul. Setelah itu petugas dari puskesmas melakukan pengecekan tekanan darah dan tes gula darah serta konsultasi berdasarkan hasil pengisian kuesioner.

Pada kegiatan pemeriksaan ini pula ditemuakan siswa yang memiliki kadar gula darah di atas batas normal serta riwayat penyakit dari keluarga sehingga mendapatkan beberapa tips dari dokter bertugas. “Ananda perlu mengurangi makanan asin dan minuman manis terkait riwayat tekanan darah tinggi dan diabetes yang diderita oleh orangtuanya,” pesan dr. Narina Avi Septiyani.

Selanjutnya dr. Narina Avi Septiyani menekankan pentingnya pengisian kuesioner guna pemantauan keadaan siswa. Kuesioner gaya hidup selain digunakan untuk memilah yang sehat dan tidak, diperlukan juga untuk memberikan informasi penggunaan rokok ataupun NAPZA. “Harapannya pemeriksaan dan penegakan diagnosis tepat waktu dapat memberikan dasar intervensi yang efektif sedini mungkin, sebelum penyimpangan awal perilaku menjadi pola yang menetap atau ketergantungan. Masalah gangguan penggunaan napza khususnya rokok dan alkohol merupakan problem yang kompleks yang penatalaksanaaanya melibatkan banyak bidang keilmuan baik medik maupun non medik,” tegas dr. Narina Avi Septiyani. (lel/ica)