Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Angkat Pembiasan Baik MAN 4 Bantul jadi Skripsi
Bantul (MAN 4 Bantul) - Program pembiasan baik MAN 4 Bantul merupakan salah satu inovasi dan trobosan brilian dari Mucharom, Kepala MAN 4 Bantul. Kegiatan ini menarik perhatian banyak kalangan, tidak terkecuali Nushrotin Wafiroh mahasiswa program studi PAI dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam kunjungannya ke MAN 4 Bantul, Nushrotin Wafiroh mengungkapkan bahwa dirinya ingin mengangkat pembiasan baik MAN 4 Bantul menjadi skripsi guna persyaratan kelulusannya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Selanjutnya program pembiasaan baik MAN 4 Bantul tersebut akan diintegrasikan dengan mata pelajaran fiqih terutama dalam penanaman nilai dan karakter. Mahasiswa tersebut melakukan penelitian di dalam kelas selama proses belajar mengajar hingga kegiatan pembelajaran di luar jam pelajaran. Penelitian di kelas dalam aplikasinya pada pembelajaran fikih ini dilaksanakan pada Jum’at (3/11/2023) di kelas XA MAN 4 Bantul.
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari mengamati pelaksanaan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun) setiap paginya, dilanjutkan pelaksanaan shalat dhuha berjamaah, pelaksanaan tadarus dan kultum sebelum pembelajaran, pembiasaan one day one thousand (odot), serta penanaman nilai karakteristik pembiasaan baik pada mapel fikih serta peran guru fikih dalam penanaman nilai karakteristik baik. Selain itu pembiasaan shalat dhuhur dan asar secara berjamaah.
Penanaman nilai karakter baik dan sopan santun di luar jam kegiatan pembelajaran juga menjadi komponen penelitiannya. Laili Masruroh guru fiqih MAN 4 Bantul menyambut penelitian tersebut dengan tangan terbuka. Menurutnya penelitian tersebut dapat menjadi salah satu motivasi agar kedepannya MAN 4 Bantul lebih meningkat penanaman karakter dan pembiasaan baiknya. “Sebagai guru fiqih, saya sangat senang dengan adanya mahasiswa yang mengangkat tugas akhir mengambil salah satu dari program pembiasaan baik yang ada di MAN 4 Bantul ini terutama diintegrasikan dengan pembelajaran fiqih. Karena mata pelajaran fiqih merupakan salah satu cabang ilmu yang wajib dipelajari, namun dalam praktiknya fiqih tidak akan dapat diamalkan apabila karakter dari pribadi tersebut belum terbentuk," ucapnya.
“Oleh karena itu ini juga merupakan sebuah tantangan bagi kita semua untuk tidak hanya sekedar transfer ilmu namun juga pembentukan karakter baik melalui pelajaran agama maupun yang lainnya,” kata Laili disela-sela mengajar. (lel/ica)