Kreatif dan Peduli Lingkungan, Peserta PTA MAN 2 Bantul Olah Galon Bekas Jadi Pot Tanaman
Bantul (MAN 2 Bantul) – Kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan (PTA) Gugus Depan Pangeran Diponegoro dan RA Kartini Pangkalan MAN 2 Bantul yang diselenggarakan pada Jumat (19/09/2025), tidak hanya berfokus pada pembinaan mental dan kedisiplinan, tetapi juga sarat nilai kreativitas serta kepedulian lingkungan. Salah satu materi unggulan dalam PTA tahun ini adalah hasta karya, yang sejalan dengan program Adiwiyata MAN 2 Bantul.
Kegiatan hasta karya tahun ini mengangkat tema pemanfaatan barang bekas dengan fokus pada pengolahan galon bekas air mineral menjadi pot tanaman. Ide ini lahir sebagai bentuk komitmen MAN 2 Bantul dalam mendukung gerakan peduli lingkungan sekaligus menumbuhkan sikap kreatif, mandiri, dan inovatif di kalangan Pramuka Penegak.
Peserta PTA yang terbagi dalam beberapa sangga terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan. Mereka diberi kebebasan berkreasi sesuai dengan ide dan kreativitas masing-masing, baik dalam memotong, membentuk, maupun menghias galon bekas agar menjadi pot tanaman yang menarik sekaligus fungsional.
Menurut salah satu Pembina, Annisa, materi hasta karya dipilih untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta dalam mengolah limbah plastik. “Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa barang bekas tidak selalu menjadi sampah. Dengan sentuhan kreativitas, barang bekas bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat, bahkan memiliki nilai estetika dan ekonomi,” ungkapnya.
Selama proses pembuatan, suasana di lokasi kegiatan penuh semangat. Peserta saling berdiskusi, bekerja sama, dan berbagi ide untuk menghasilkan karya terbaik dari sangganya. Beberapa sangga berinovasi dengan menambahkan cat warna-warni, menempelkan ornamen sederhana, hingga memodifikasi bentuk pot agar lebih unik. Kreativitas mereka menunjukkan bahwa generasi muda mampu memberikan solusi sederhana terhadap persoalan lingkungan.
Ketua panitia PTA tahun ini, Ahmad Dzaki Mubarok, menyampaikan bahwa materi hasta karya memiliki nilai lebih dibandingkan sekadar keterampilan tangan. “Dengan hasta karya, kami belajar arti kerja sama, melatih kesabaran, dan mengasah kreativitas. Harapan kami, karya ini tidak berhenti di PTA, tetapi bisa dikembangkan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Dzaki.

Selain menjadi ajang kreasi, kegiatan hasta karya juga mendukung program penghijauan dan keindahan lingkungan madrasah. Pot-pot tanaman hasil karya peserta nantinya akan dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias maupun tanaman obat keluarga di sekitar lingkungan MAN 2 Bantul. Dengan begitu, hasil karya para peserta memiliki keberlanjutan dan memberi manfaat nyata.
Para peserta pun merasakan pengalaman berharga. Salah satu peserta kelas X, Ayuk Kusuma mengaku bangga bisa menghasilkan karya dari barang bekas. “Awalnya saya kira sulit membuat pot dari galon, tapi ternyata seru sekali. Kami bisa belajar memotong, menghias, sampai menjadikannya pot yang indah. Rasanya menyenangkan karena karya kami bisa bermanfaat untuk madrasah,” ujarnya dengan penuh semangat.
Kegiatan hasta karya ini diakhiri dengan sesi penilaian karya. Pembina dan panitia memberikan apresiasi bagi sangga yang berhasil menampilkan pot tanaman paling kreatif dan ramah lingkungan. Meski begitu, setiap peserta mendapatkan pujian karena semua sangga mampu menyelesaikan tantangan dengan penuh dedikasi.
Dengan adanya materi hasta karya berbasis pemanfaatan barang bekas ini, PTA 2025 MAN 2 Bantul tidak hanya melahirkan generasi Penegak baru yang disiplin dan tangguh, tetapi juga kreatif, peduli lingkungan, dan berjiwa inovatif. Program seperti ini menjadi bukti nyata bahwa gerakan Pramuka mampu menjadi media pendidikan yang menyeluruh, membentuk karakter, serta memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar. (isdwi)