Kegiatan P5P2RA Ajak Siswa MAN 4 Bantul Kritisi Penggunaan Gawai dalam Pembelajaran
Bantul (MAN 4 Bantul) - Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa gawai merupakan salah satu perangkat yang sangat dekat dengan kita baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkup dunia pendidikan. Penggunaan gawai dalam dunia pendidikan dan pembelajaran menuai pro kontra.
Di satu sisi saat ini kita sudah memasuki era digital dimana semua hal dilakukan dalam satu genggaman tangan yakni melalui gawai. Seperti halnya dalam pembelajaran, dengan perkembangan IPTEK dalam gawai menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik, serta dapat menjelaskan sesuatu yang sulit atau kompleks dengan lebih mudah, mempercepat proses yang lama hingga menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi.
Namun keberadaan gawai dalam proses pembelajaran juga memiliki dampak negatif. Penggunaan gawai yang berlebihan akan memberikan dampak negatif, seperti proses belajar tidak berjalan dengan sempurna karena fokus anak terpecah antara penjelasan guru dengan fokus pada gawainya. Siswa juga kurang dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena terlalu sibuk mengoperasikan gawainya saja.
Hal ini yang melatar belakangi kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5P2RA) Suara Demokrasi di MAN 4 Bantul mengangkat tema penggunaan gadget dalam pembelajaran. Kegiatan yang berlangsung di lapangan MAN 4 Bantul pada Jumat (24/11) ini menjadi salah satu sarana belajar siswa MAN 4 Bantul dalam menyampaikan pendapatnya secara terbuka dan berdasarkan asas demokrasi.
Menurut Agung Wicaksono, koordinator P5P2RA, pemilihan tema ini karena hal ini sangat dekat dan bersinggungan langsung dengan siswa sehingga harapannya siswa dapat dengan mudah menyampaikan pendapatnya terkait pengunaan gawai dalam pembelajaran. “Pemilihan tema suara demokorasi memilih beberapa hal yang dekat dengan siswa, harapannya siswa menguasai materi sehingga apa yang disampaikan merupakan buah dari pikiran mereka sendiri dan tidak lupa dalam menyampaikan pendapat harus berdasarkan kaidah-kaidah demokrasai yang baik, benar dan santun,” ungkap Agung. (lel/ica)