Kankemenag Bantul Terima Kunjungan Studi Tiru Front Line Service dari UIN Salatiga
Bantul (Kankemenag) – Kantor Kementerian Agama Kabupten Bantul (Kankemenag Bantul) menerima kunjungan studi tiru dari Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga di Aula Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kankemenag Bantul, Selasa (22/11).
Kunjungan studi tiru ini dalam rangka menguatkan peran garda terdepan dalam berkontribusi terhadap peningkatan kualitas layanan, serta melakukan komparasi tingkat kompetensi petugas layanan dalam proses menuju satuan kerja berpredikat WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani).
Kepala Subbagian Tata Usaha, Humas, dan Rumah Tangga UIN Salatiga, Muh. Amin menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan studi tiru ini. “Terima kasih atas sambutan hangat dan telah bersedia dan berkenan menerima kunjungan kami. Tujuan kami, pertama silaturahmi merajut tali persaudaraan antara UIN Salatiga dengan Kemenag Bantul. Kami membawa staf dari bagian umum dan anggota keamanan dan secwan (Security Wanita). Kami berharap ada hal yang baru terkait kualitas pelayanan di Kemenag Bantul yang bisa kami adopsi dan kami tiru dan terapkan di Salatiga,” ucapnya.
“Kami sampaikan bahwa petugas keamanan kami, memiliki tugas tambahan yaitu front liner services, yaitu sebagai penerima tamu, reception, oleh karena itu kami tidak sungkan untuk menggali dan menyerap ilmu di sini,” tambah Amin.
Kepala Kankemenag Bantul, Ahmad Shidqi menyampaikan Zona Integritas (ZI) bukan hanya predikat, melainkan budaya. “ZI menjadi budaya yang akan dan selalu kami terapkan. Bukan hanya predikat yang diutamakan, entah itu WBK atau WBBM, melainkan penerapannya dalam menjalankan tugas di keseharian. Kami tidak ada henti-hentinya berbenah diri untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” ucapnya,” ucapnya.
Ahmad Mustafid selaku Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Kasi PHU) sekaligus Plt. Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubbag TU) menyampaikan bahwa bukan hanya pimpinan dan para staf yang terlibat dalam pembangunan ZI, tapi seluruh pihak di bawah atap dan semua satker di bawahnya juga turut andil.
“Memang semuanya butuh komitmen bersama dan kesungguhan dalam memperjuangkannya, butuh kerjasama yang baik, selain itu sekaligus menjadi tantangan dalam mempertahankan serta menerapkannya menjadi budaya dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat,” kata Mustafid. (Dnd)