Kankemenag Bantul Terima Kunjungan Studi Tiru dari Kankemenag Kota Batu dan Kankemenag Kabupaten Lebak
Bantul (Kankemenag) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul (Kankemenag Bantul) menerima kunjungan studi tiru pembangunan Zona Integritas (ZI) dari Kankemenag Kota Batu dan Kankemenag Kabupaten Lebak yang dilangsungkan di Aula PLHUT dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Kemenag Kab. Bantul, Jumat (8/11).
Kankemenag Kota Batu dalam studi tiru ini sekaligus melakukan penandatanganan MoU duplikasi aplikasi SISKA (Sistem Informasi Survei Kepuasan Masyarakat). Sedangkan Kankemenag Kabupaten Kabupaten Lebak ingin melakukan peningkatan kompetensi tata kelola perkantoran dan layanan masyarakat.
Kakan Kota Batu, Machsun Zain dalam sambutannya menyampaikan tujuannya beserta rombongan datang ke Kankemenag Bantul. “Kami ingin mengetahui secara detail bagaimana upaya Kemenag Bantul dalam meraih prestasi yang bergengsi yaitu WBBM, tidak ada salahnya untuk menularkan ilmunya kepada kami, karena kami baru mengetahui hanya sebatas teori, maka sepulang dari sini kami harapkan ada pertautan hati yang bersambung dengan ilmu-ilmu yang membersamainya,” ucapnya.
“Kami harapkan ada kelanjutan dari sini yang bisa kami aplikasikan di Kemenag Kota Batu. Besar harapan kami mendapatkan transformasi ilmu dari kemenag Bantul, semoga kami bisa mengikuti jejak kemenag Bantul,” tambah Machsun.
Kepala Kankemenag Kabupaten Lebak, Masyhudi juga menyampaikan tujuan kedatangannya. “Sebenarnya tujuan kami sama dengan Kemenag Kota Batu, kami ingin banyak belajar dari kemenag Bantul yang sudah meraih banyak penghargaan. Mohon dengan kerendahan hati untuk membagikan ilmunya kepada kami, agar bisa kami laksanakan di Kemenag Kabupaten Lebak,” ucap Masyhudi dalam sambutannya.
Menyambut kedatangan rombongan dari Kankemenag Kota Batu dan Kankemenag Kabupaten Lebak, Kepala Kankemenag Bantul, Ahmad Shidqi menyampaikan bahwa predikat WBBM yang diraih bukanlah secara instan, namun ada lika-liku dan memerlukan komitmen bersama. “Kami mendapatkan predikat WBBM tidak serta merta bapak ibu, melainkan sudah kita bangun sejak 2015 lalu, bahkan embrionya sejak 2013,” tuturnya.
“Dimulai dari hal-hal yang dianggap lumrah namun sebenarnya tidak diperkenankan, seperti menerima amplop atas jasa yang telah diberikan, padahal itu memang sudah menjadi tupoksinya. Contohnya seperti penghulu yang menerima amplop setelah menikahkan, contoh lain seperti pegawai yang memberikan amplop kepada unit kepegawaian atas jasanya yang membantu kenaikan pangkat, dan lain sebagainya,” jelasnya.
“Hal-hal seperti itu sudah tidak ada lagi di Kemenag Bantul, misalpun ada kemudian akan dilaporkan kepada Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) untuk dilaporkan sebagai gratifikasi. Nantinya akan diproses oleh KPK RI, jika laporan tersebut termasuk gratifikasi, maka akan diserahkan kepada negara,” tambah Ahmad Shidqi.
Ahmad Shidqi menyampaikan harapannya terkait kunjungan studi tiru ini. “Semoga sinergi ini bisa terus berkelanjutan, tidak hanya berhenti di sini saja. Kami siap mendampingi teman-teman semua untuk pembanguna ZI. Semoga juga Kankemenag Kota Batu dan Kankemenag Kabupaten Lebak bisa segera menyusul Kankemenag Bantul,” harapnya.
Usai sambutan, dilanjutkan penandatanganan berita acara pendampingan ZI antara Kankemenag Bantul dengan Kankemenag Kota Batu dan Kankemenag Kabupaten Lebak. Pun dilaksanakan penandatanganan MoU duplikasi aplikasi SISKA Kankemenag Bantul oleh Kankemenag Kota Batu.
Selanjutnya, paparan teknis pembangunan ZI di Kankemenag Bantul disampaikan oleh Tim ZI, Isman dan Agus Yunianto.
Agus menyampaikan bahwa inovasi awal atau inovasi utama harus ada dan harus terus dikembangkan atau ditingkatkan. “Dulu saat maju penilaian WBK, kami mengusung program inovasi KAPERU (KTP dan KK untuk Pengantin Baru), kemudian maju penilaian WBBM inovasi tersebut tidak kami hilangkan bahkan tidak boleh dihilangkan karena akan menjadi penilaian, penilaian yang bagus yaitu adanya peningkatan atau before after-nya,” ucap Agus. (Dnd)