Kankemenag Bantul Bersama SLB Negeri 2 Bantul Gelar LaBRUSI Batch 4
Bantul (Kankemenag) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul (Kankemenag Bantul) bersama SLB Negeri 2 Bantul menyelenggarakan LaBRUSI (Layanan Bimbingan Remaja Usia Sekolah Inklusi) Batch 4 (Penutupan) yang dilangsungkan di GOR SLB Negeri 2 Bantul, Selasa (5/11).
Kegiatan yang turut dihadiri seluruh fasilitator dari unsur penyuluh agama, penerjemah isyarat, dan guru pendamping ini ditutup langsung oleh Aminuddin, Kasubbag TU Kankemenag Bantul. Sebelumnya, LaBRUSI yang dilaksanakan di SLB Negeri 2 Bantul ini sudah berlangsung tiga kali, yaitu pada 25 Juli, 10 September, dan 30 Oktober 2024.
Astuti Hermawati, Kepala SLB Negeri 2 Bantul dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan LaBRUSI ini sangat bermanfaat dan mendukung visi SLB Negeri 2 Bantul. “Saya sampaikan bahwa, sesuai visi SLB Negeri 2 Bantul, yaitu beriman, unggul, mandiri, dan berbudaya, tentunya kegiatan dari Kemenag Bantul ini sangat mendukung visi sekolah untuk mewujudkan peserta didik menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membiasakan perilaku yang mencerminkan iman dan berakhlak mulia,” tutur Astuti.
Di akhir sambutannya, Astuti menyampaikan harapannya. “Saya selaku Kepala SLB Negeri 2 Bantul berharap kerja sama melalui kegiatan serupa dapat dilanjutkan dan ditingkatkan pada tahun yang akan datang dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi siswa menjadi manusia yang bermartabat,” ucapnya.
Nur Abadi, Ketua Pokjaluh sekaligus fasilitator dalam kegiatan LaBRUSI ini menyampaikan laporan penyelenggaraan. “Dari hasil yang sudah dilakukan, pertama kami ketahui bahwa ada pengaruhnya, ada tambahan ilmu pengetahuan bagi siswa siswi. Kedua, ada semnagat dari para pendamping yang memberikan rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti pada program yang akan datang. Ketiga, ada sisi-sisi dari siswa siswi yang kemarin belum tahu tentang materi, kemudian kami fasilitasi dan setelah itu kami coba memberikan postes, hasilnya 75% bertambah pengetahuannya. Keempat, dari sekian banyak sampel, yaitu 32 anak, 25% tidak ingin melajutkan ke jenjang Pendidikan yang lebih tinggi, setelah kami berikan motivasi, 50% akhirnya mau melanjutkan, selebihnya ingin menikah dan bekerja,” jelas Nur Abadi.
Aminuddin dalam sambutannya menyampaikan awal tercetusnya LaBRUSI. “Berawal dari BRUS yaitu Bimbingan Remaja Usia Sekolah yang leading sector nya ada di KUA. Kemudian kami kembangkan dalam bentuk inovasi untuk kalangan rentan atau inklusi,” terangnya.
“Harapannya program ini tidak berhenti di tahun ini, mudah-mudahan tahun depan bisa terlaksana lagi. Lebih jauh lagi, semoga nanti diikuti oleh kabupaten/kota lainnya,” pungkas Aminuddin. (Dnd)