Lompat ke isi utama
x
PD Pontren

Tingkatkan Kemandirian Pesantren, Seksi PD Pontren Laksanakan Bimtek Peningkatan Ekonomi Pesantren

Bantul (Kankemenag) - Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul (Kankemenag Bantul) melaksanakan Bimbingan Teknis Peningkatan Ekonomi Pesantren dalam rangka meningkatkan kemandirian pesantren. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan pengelola pondok pesantren di Kabupaten Bantul dan berlangsung di Aula PLHUT (Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu) Kankemenag Bantul, Rabu (15/6).

Dalam kegiatan ini, narasumber yang dihadirkan ialah H. Ahmad Murod, S.Ag., Ketua RMI Kabupaten Bantul dan sebagai Direktur BUMP Pondok Pesantren (PP) Al Imdad Bantul. Menurut Kepala Seksi PD Pontren Kankemenag Bantul H. Ahmad Shidqi, S.Ag., M.Eng., alasan dihadirkannya narasumber tersebut karena Ahmad Murod sebagai Direktur BUMP PP Al Imdad Bantul, selain itu di PP Al Imdad juga memiliki unit usaha agrikultur dan minimarket.

“Harapannya, agar teman-teman semua mendapatkan ilmu dari apa yang disampaikan oleh narasumber, karena di Al Imdad sudah ada program kemandirian pesantren yaitu pemberdayaan ekonomi. Supaya nantinya bisa juga dicontoh dan diaplikasikan di pondok pesantren masing-masing,” terang Ahmad Shidqi dalam laporan penyelenggara.

Ahmad Shidqi menambahkan bahwa pondok pesantren juga turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. “Akhir-akhir ini pondok pesantren menjadi obyek, menjadi sasaran dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Ikut mengembangkan ekonomi di sekitar pesantren dan juga nantinya bisa berdampak ketika santri ke kampong halamannya,” tambahnya.

PD Pontren

Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubag TU) Kankemenag Bantul H. Mukotip, S.Ag., M.Pd.I. menyampaikan bahwa di pesantren memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa, sehingga memungkinkan jika peningkatan kemandirian dijalankan di pesantren.

“Selain itu, kita ketahui bahwa di pesantren pasti memiliki alumni. Bisa dipastikan para alumninya akan terus ingat dengan pesantren dimana mereka menimba ilmu. Di situ networking bisa diperkokoh, sehingga ada potensi untuk mengembangkan kemandirian pesantren, terutama terkait pegembangan ekonomi,” tutur Mukotip dalam sambutannya.

Dalam penyampaiannya, Ahmad Murod menyampaikan bahwa ada empat klasifikasi jenis usaha ekonomi yang dapat diterapkan di pesantren. Pertama, agrobisnis seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan. Kedua, industri seperti industri tempe, tahu, dan industri lainnya. Ketiga, perdagangan, seperti warung, kantin, ritel, maupun pertokoan. Keempat, di bidang jasa seperti fotocopy, percetakan, barbershop, dan laundry.  (Dnd)