Lompat ke isi utama
x
Kankemenag Bantul

Tim Pembangunan ZI Kankemenag Bantul Bedah Eviden MTsN 7 Bantul

Dikirim oleh Dendy Pramana.P pada 22 December 2025

Bantul (Kankemenag) - Tim Pembangunan ZI Kankemenag Bantul, Agus Yunianto dan Isman diundang oleh MTsN 7 Bantul untuk melaksanakan bedah eviden pada Senin (22/12/2025) di Perpustakaan MTsN 7 Bantul. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk komitmen atas pembangunan Zona Integritas (ZI) yang dijalankan maka MTsN 7 Bantul untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

 

Kepala MTsN 7 Bantul, Hidayat menandaskan bahwa pembangunan ZI merupakan wahana untuk menjadikan madrasah sebagai pusat pelayanan yang bersih dan melayani. Hidayat mengajak semua warga madrasah untuk aktif berperan serta secara aktif untuk mewujudkan birokrasi yang berbasis pada pelayanan prima tersebut.  “Ini adalah jariyah bagi kita semua,” ujarnya.

Kankemenag Bantul


Pada kesempatan ini semua eviden dalam enam pengungkit pembangunan ZI yang sudah diunggah pada aplikasi Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas (PMPZI) Kementerian Agama dibahas satu per satu.  Anggota Tim Pembangunan ZI Kankemenag Bantul, Agus Yunianto dan Isman, selaku pendamping bedah eviden menyatakan bahwa madrasah tidak perlu takut untuk membuat eviden yang berbasis kepada kondisi madrasah. “Tidak ada format baku untuk eviden ZI. Kita bisa berkreasi dalam menyusunnya dan semakin ‘asli’ sesuai keadaan satuan kerja maka itu semakin baik,” terang Agus.

 

“Sebab, pembangunan ZI memang untuk menyelesaikan permasalahan birokrasi di suatu satuan kerja sehingga eviden yang terwujud memang bisa sangat khas atau berbeda dengan kondisi eviden dari satuan kerja yang lain,” tambah Isman. “Memang kadang satker mengambil referensi dari satker yang lain karena perlunya tambahan wawasan. Namun, satker hendaknya membuat format sendiri sesuai dengan kebutuhan dan itu menjadi bukti bahwa satker memang benar-benar memahami makna pembangunan ZI,” lanjutnya.


Isman menyontohkan dalam membuat eviden analisis kebutuhan kompetensi satker dapat memfokuskan pada kompetensi manajerial atau sosiokultural, sebab permasalahan yang muncul pada satker tersebut adalah turunnya rasa empati, miskomunikasi, dan disharmonisasi yang akhirnya berpengaruh kepada tidak optimalnya kinerja.

Kankemenag Bantul

“Jadi bisa saja tidak berfokus pada peningkatan kompetensi teknis yang biasanya diambil oleh satker-satker yang lain. Cara pengambilan data kebutuhan juga tidak harus dengan pengumpulan angket kepada pegawai yang bersangkutan, tapi dapat dari pengamatan atasan dan teman kerja. Sehingga format laporan analisisnya tentu tidak sama dengan contoh-contoh analisis untuk peningkatan kompetensi teknis,” terang Isman. (Ism)