Lompat ke isi utama
x
MTsN 6 Bantul

Tiga Siswa MTsN 6 Bantul Mengikuti Workshop Tatah Sungging Wayang Kulit

Dikirim oleh Sugiyono pada 4 March 2024


Bantul ( MTsN 6 Bantul ) - Tiga siswa MTsN 6 Bantul mengikuti workshop tatah sungging wayang kulit yang diadakan oleh Kalurahan Pleret dalam rangka perayaan Hari Jadi Ke-76 Kalurahan Pleret. Workshop ini merupakan hasil kerjasama antara Kalurahan Pleret dengan Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta. Kegiatan ini digelar di Pendopo Lereng Sentono pada Sabtu (2/2/2024).
Workshop ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari 20 pelajar tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di Kalurahan Pleret beserta 20 warga masyarakat sekitar. Tiga siswa partisipan aktif  MTsN 6 Bantul, yaitu Nabila Fauzia Abdul Rohman, Aulia Khasanah, dan Rasyid Athaya Ramadhan. Lurah Kalurahan Pleret, Taufik Kamal, dalam sambutannya menyampaikan tujuan workshop ini untuk memperkenalkan dan mempertahankan tradisi wayang kulit, khususnya teknik tatah sungging yang merupakan salah satu teknik pembuatan wayang kulit serta memperkenalkan sejarah situs Ratu Malang yang ada di Puncak Gunung Lereng Sentono.

Turut hadir sebagai pembicara dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Danang Indra Prayudha memaparkan tentang sejarah situs Ratu Malang yang berhubungan erat dengan Ki Dalang Panjang Mas yang mampu menciptakan pertunjukan wayang yang sukses dan spektakuler pada masanya yang juga berhubungn erat dengan salah satu Raja Mataram yaitu Amangkurat I. Sementara pembicara kedua yaitu salah satu dosen AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Sagyo memaparkan tentang Teknik tatah sungging pembuatan wayang kulit gagrak Yogyakarta. 
Acara ditutup dengan para peserta praktik langsung caranya tatah wayang kulit dan menyungging dengan media kertas dan warna akrilik yang sudah disediakan. Kepala MTsN 6 Bantul, Mafrudah, menegaskan partisipasi siswa dalam kegiatan ini sangat penting untuk melestarikan budaya lokal. "Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena memungkinkan siswa untuk belajar dan memahami nilai-nilai tradisional yang kaya di daerah kita," ujar Mafrudah.(ist/sps)