Spirit Hari Santri: Ketum MMQ PAI Indonesia, Dorong MADAD KORDA IIQ An-Nur Yogyakarta Berdaya dan Berdampak
Bantul (KUA Sewon) – Momen jelang Hari Santri Nasional (HSN) dan sekaligus orientasi peserta MADAD (Masa Daurah Dakwah) yang dihelat oleh Korps Dakwah Mahasiswa (KORDA) Institut Ilmu Al- Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta yang dinahkodai Juni Awan itu bertempat di auditorium kampus. Sabtu-Ahad (18-19/10/2025).
Ketua Umum KORDA IIQ An-Nur, Juni Awan didampingi ketua panitia, Annisa Uswatun Khasanah mengatakan kegiatan daurah ini diikuti 35 peserta dengan menghadirkan pendiri KORDA IIQ An-Nur Yogyakarta yang juga Ketua Umum MMQ PAI Indonesia, Rustam. Ia memberikan motivasi untuk memperkuat strategi dakwah, pengembangan diri, adaptif terhadap perkembangan teknologi, aktif dalam dakwah digital, dan tidak tertinggal dalam aspek sosial ekonomi, serta semangat kebangsaan.
Dalam pemaparannya, Rustam mengenang saat selama proses mendirikan dan mengembangkan KORDA IIQ An-Nur ini, Daurah kali ini menegaskan pentingnya kader da’i dan daiyah sebagai pemimpin masa depan yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tapi juga memiliki mindset dan keyakinan kuat agar berdaya dan berdampak bagi sesama.
"Daurah tahun ini bukan sekadar pembekalan ilmu, tapi momen strategis untuk mencetak kader da’i dan daiyah sebagai pemimpin masa depan yang visioner. Tidak cukup hanya menguasai ilmu agama, tapi juga harus punya mindset dan keyakinan bahwa saya berjuang lewat organisasi akan mengukir sejarah baru membawa KORDA mencapai tangga kejayaan dengan semangat dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin dan nilai-nilai kebangsaan yang menjadi ruh KORDA IIQ An-Nur sejak awal berdirinya dan terus mengibarkan bendera KORDA di tempat binaan, maka dampaknya dapat dirasakan umat," tandasnya dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, Rustam menekankan bahwa pentingnya membuat buku antologi dakwah bukan hanya bentuk penghargaan terhadap perjalanan panjang organisasi, tetapi juga sebagai warisan berharga untuk generasi penerus dan bagian dari sejarah bangsa.
"KORDA ini sedang menapaki usia ke-14 tahun. Hal ni, bukan perjalanan pendek. Saya mengajak kita semua untuk mencatat perjalanan dakwah kita sendiri kemudian membukukan antologi jejak dakwah yang telah kita lalui bersama di organisasi kebangsaan ini. Mari kita buat sejarah, bukan hanya untuk dikenang, tapi juga untuk diwariskan, sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya," imbuh Rustam. (Rtm)