Lompat ke isi utama
x
MTSN 9 BANTUL

Satukan Energi dengan Orang Tua Siswa, MTsN 9 Bantul Kuatkan Motivasi Pembelajaran Daring

Dikirim oleh liana pada 20 August 2021

Bantul (MTsN 9 Bantul) — Pembelajaran jarak jauh yang masih terus berlangsung menjadi salah satu kebiasaan baru yang mesti dijalani orang tua siswa, terutama dalam mendampingi anak-anaknya dalam belajar. Alih-alih menjadi lebih praktis, pembelajaran jarak jauh menuai berbagai permasalahan, salah satunya dari segi pendampingan orang tua. Oleh karena itu, dalam rangka merangkul dan meningkatkan motivasi orang tua dalam mendampingi belajar anaknya di rumah, MTs Negeri 9 Bantul menggelar webinar parenting dengan tema “Sukses Mendampingi Anak Belajar Daring di Masa Pandemi”, pada Sabtu (14/08/2021). Nur Hasanah Rahmawati, S.Ag., M.M., selaku Kepala MTsN 9 Bantul mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan implementasi program Pengajian Guru, Orang Tua, dan Siswa (PGOS). Meskipun bentuk kegiatan bukan pengajian, melainkan parenting, kegiatan tersebut diharap dapat menjadi ruang komunikasi orang tua siswa dan pihak madrasah.

Webinar parenting yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan Youtube Streaming tersebut diikuti oleh seluruh orang tua siswa dari kelas VII, VIII, dan IX MTsN 9 Bantul. Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut, Dwi Widiyanti, S.S., M.Hum., selaku Widyaiswara LPMP DIY, Ketua Lembaga Tumbuh Kembang Keluarga ALKINDI Yogyakarta (PAUD dan Parenting). Dwi mengatakan, orang tua memegang peranan penting dalam pembelajaran daring. Menurutnya, prosentase pendampingan orang tua 60% dan guru hanya 40%. Selain itu, proses pembelajaran yang diselenggarakan secara daring memungkinkan anak untuk belajar apa pun, kapan pun, dan di mana pun. Oleh karena itu, orang tua harus lebih memperhatikan anaknya dalam belajar.

“Akses anak terhadap dunia ini sekarang tanpa batas. Jadi orang tua harus bisa memberikan kontrol terhadap ketakterbatasan tersebut,” tutur Dwi.

Kendati demikian, pembelajaran daring tidak menimbulkan dampak negatif. Ketakberhinggaan tersebut juga dapat membentuk generasi yang kritis dan merdeka dalam berpikiran. Oleh karena itu, orang tua harus mendampingi anak-anak dalam mengakses pengetahuannya dari internet tersebut. Dwi pun berpesan agar orang tua membebaskan anak dari kepentingan orang tua yang dapat membuatnya depresi. Menurut Dwi, lebih baik dilakukan komunikasi agar keduanya terlibat dalam pengambilan keputusan.

“Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak akan menghasilkan keputusan yang baik pula,” papar Dwi.

Noor Shofiyati, S.Pd., Wakil Kepala MTsN 9 Bantul Bidang Kurikulum yang bertindak sebagai moderator mengatakan, adanya kerja sama antara guru, orang tua, dan siswa dapat menyinkronkan proses transfer pengetahuan sehingga materi dapat lebih dipahami oleh siswa. (and)