Pesona Pakaian Tradisional Jawa di MTsN 5 Bantul
Bantul (MTsN 5 Bantul) - Hari Kamis Pon (3/10/2024) suasana berbeda terlihat di MTsN 5 Bantul sejak pagi. Guru dan pegawai kompak berbusana tradisional Jawa gagrak Yogyakarta. Sesuai dengan Program Prioritas Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta tentang penggunaan Pakaian Tradisional Jawa bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Penggunaan Pakain Tradisinal Jawa Gagrak Yogyakarta setiap Kamis Pon sebagai pertanda Hari Jadi DIY memiliki makna yang mendalam terkait dengan identitas daerah. Pakain Tradisional Gagrak Yogyakarta yang terdiri baju surjan untuk pria dan kebaya untuk wanita. Ditambah dengan atribut lainnya seperti blangkon dan kain batik, bukan hanya sekedar busana tetapi juga simbol kebudayaan dan sejarah panjang Yogyakarta. Dengan memakai pakaian tradisional masyarakat Yogyakarta diajak untuk mengingat dan meresapi nilai-nilai luhur, tradisi, serta keistimewaan yang dimiliki oleh daerah mereka. Ini adalah wujud penhormatan dan rasa cinta kepada warisan budaya yang kaya, sekaligus upaya menjaga dan melestarikan keunikan identitas budaya di tengah arus modernisasi.
Kepala MTsN 5 Bantul, Faris Mansuri mengungkapkan dengan memakai pakain tradisional gagrak Yogyakarta ini akan memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas diantara warga Yogyakarta. “Saya senang dan bangga kepada bapak/ibu guru dan pegawai di madrasah ini, kompak dan semangat memakai pakaian tradisioanal gagrak Yogyakarta. Disamping untuk mengenal dan mengingat Hari Jadi Yogyakarta, diharapkan dapat meningkatkan etos hidup dan etos kerja yang positif di lingkungan madrasah ini,” tegas Faris.(Mt)