Lompat ke isi utama
x
MAN 2 Bantul

Pembelajaran Mendalam: Dua Guru Ekonomi MAN 2 Bantul Ikuti MGMP Ekonomi MA DIY dengan Materi Deep Learning

Dikirim oleh eka putri pada 18 February 2025

Bantul (MAN 2 Bantul) - Dua guru Ekonomi dari MAN 2 Bantul mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ekonomi di MA MAN 1 Bantul dengan materi tentang Deep Learning pada hari Rabu (12/2/25). Materi ini disampaikan oleh Evi Efrisanti, seorang pengawas ahli Madya Kemenag kota Yogyakarta.

Deep Learning bukanlah kurikulum baru, tetapi lebih kepada pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Pembelajaran ini sangat relevan dalam konteks pendidikan saat ini, yang menuntut para pendidik untuk tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membantu siswa untuk benar-benar memahami dan mengaplikasikan materi yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Evi Efrisanti menjelaskan bahwa tujuan utama dari Deep Learning adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih mendalam, kritis, dan bermakna bagi siswa. "Deep Learning berfokus pada tiga elemen penting, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Ketiga elemen ini harus ada dalam setiap proses pembelajaran agar siswa tidak hanya sekadar menerima informasi, tetapi juga mengerti, merenung, dan menikmati proses belajar itu sendiri," ujarnya dalam sesi presentasi.

Mindful Learning atau Pembelajaran Sadar menekankan pada pentingnya menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, karakteristik, dan latar belakang siswa. Dalam hal ini, pendidik diajak untuk lebih peka terhadap kondisi dan cara belajar siswa yang berbeda-beda. Evi menekankan bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang unik, dan tugas guru adalah menciptakan suasana yang dapat mengakomodasi perbedaan tersebut.

"Sebagai guru, kita harus lebih peka terhadap kebutuhan siswa, apakah mereka memerlukan waktu lebih banyak untuk memahami materi atau lebih sering membutuhkan diskusi untuk menggali pemahaman mereka. Dengan pendekatan yang lebih sadar ini, pembelajaran bisa lebih efektif," lanjut Evi.

Elemen kedua, yaitu Meaningful Learning atau Pembelajaran Bermakna, mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif, dan reflektif terhadap materi yang mereka pelajari. Evi menambahkan bahwa pembelajaran tidak hanya sekadar menghafal, tetapi bagaimana siswa bisa menghubungkan pengetahuan yang dipelajari dengan kehidupan mereka sehari-hari.

"Penting bagi siswa untuk melihat relevansi antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan dunia nyata. Pembelajaran yang bermakna memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan ilmu mereka dalam berbagai konteks dan situasi yang mereka hadapi di luar kelas," ujar Evi.

Salah satu contoh penerapan Meaningful Learning dalam pelajaran Ekonomi adalah dengan memberikan kasus nyata yang berkaitan dengan ekonomi sehari-hari. Misalnya, siswa dapat diajak untuk menganalisis fenomena ekonomi seperti inflasi atau perubahan harga barang dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kehidupan mereka.

Elemen terakhir yang tak kalah penting adalah Joyful Learning atau Pembelajaran Menyenangkan. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga siswa merasa termotivasi dan tertarik untuk terus belajar. Evi menyatakan bahwa dengan membuat proses belajar menyenangkan, siswa akan lebih termotivasi untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan merasa lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

"Pembelajaran yang menyenangkan bukan berarti tanpa tantangan, tetapi dengan menciptakan suasana yang menarik, siswa bisa lebih mudah menerima materi. Misalnya, menggunakan metode gamifikasi, diskusi interaktif, atau eksperimen langsung yang melibatkan siswa secara langsung," ujarnya.

Para peserta MGMP yang terdiri dari guru Ekonomi dari berbagai madrasah aliyah di DIY, termasuk dua guru dari MAN 2 Bantul, terlihat antusias dalam mengikuti sesi ini. Mereka berharap dapat menerapkan konsep-konsep Deep Learning dalam pembelajaran mereka di madrasah masing-masing. Salah satu guru, Fitria Endang, mengungkapkan bahwa pendekatan ini sangat relevan dengan kebutuhan siswa di era digital saat ini.

"Deep Learning memberikan perspektif baru dalam cara kita mengajar. Selama ini kita lebih fokus pada penyampaian materi, tetapi dengan pendekatan ini, kita juga diajarkan bagaimana membimbing siswa untuk lebih kritis dan menikmati proses pembelajaran," ungkap Fitri.

Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi para guru untuk berbagi pengalaman dan saling berdiskusi mengenai tantangan dan solusi dalam mengajar Ekonomi dengan pendekatan yang lebih mendalam. Selain itu, MGMP ini juga menjadi ajang untuk mempererat kerja sama antar madrasah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Dengan penerapan Deep Learning, diharapkan siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoretis, tetapi juga keterampilan berpikir kritis dan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata. Melalui pendekatan ini, pembelajaran di MAN 2 Bantul diharapkan dapat menjadi lebih bermakna, sadar, dan menyenangkan bagi seluruh siswa. (FES)