Menyemai Karakter Positif Guru MAN 2 Bantul Sambut Siswa dengan Budaya 5S Setiap Pagi
Bantul (MAN 2 Bantul) – Ada pemandangan yang menyejukkan dan telah menjadi tradisi di gerbang Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bantul setiap pagi. Jauh sebelum bel masuk berbunyi, jajaran guru beserta mahasiswa PK UNY telah berbaris rapi, menebarkan senyum hangat untuk menyambut kedatangan para siswa. Pemandangan ini adalah wujud nyata dari pembiasaan budaya 5S: Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun.
Kegiatan yang telah berlangsung konsisten ini bukan sekadar formalitas seperti pada Selasa (05/08/2025), melainkan sebuah strategi pendidikan karakter yang mendalam. Setiap siswa yang memasuki gerbang madrasah disambut dengan sapaan ramah dan uluran tangan untuk bersalaman. Para siswa pun dengan tertib dan penuh hormat menyalami para guru satu per satu sebelum melangkah menuju kelas mereka masing-masing.
Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati menyatakan bahwa program ini merupakan bagian integral dari visi madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif, ramah, dan berakhlak mulia. "Kami tidak hanya ingin mencetak siswa yang unggul secara akademis, tetapi juga siswa yang memiliki karakter kuat, sopan, dan menghargai orang lain. Pembiasaan 5S di gerbang sekolah adalah langkah awal kami setiap hari untuk menanamkan nilai-nilai tersebut," ujarnya.
Menurutnya, sentuhan personal melalui senyum dan salaman di pagi hari memiliki dampak psikologis yang luar biasa. Hal ini dapat memecah kekakuan antara guru dan siswa, membangun hubungan emosional yang lebih erat, serta memberikan semangat positif bagi siswa untuk memulai hari dan menyerap pelajaran dengan lebih baik.
"Ketika siswa merasa disambut dan dihargai sejak pertama kali menginjakkan kaki di madrasah, mereka akan merasa lebih nyaman dan memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap almamaternya. Ini adalah fondasi untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif," tambah Nur Hasanah.
Dampak positif dari kegiatan ini diakui oleh para siswa. Anisa Hanum, seorang siswi kelas XII, mengaku merasa lebih bersemangat berangkat ke sekolah setiap pagi. "Rasanya senang sekali disambut oleh bapak dan ibu guru dengan senyum. Kami jadi merasa lebih dekat dan tidak canggung untuk berinteraksi atau bertanya jika ada kesulitan. Ini membuat sekolah terasa seperti rumah kedua," tuturnya.
Pembiasaan 5S ini juga dinilai efektif dalam menekan potensi perilaku negatif seperti perundungan (bullying) karena menumbuhkan rasa saling menghormati di antara seluruh warga madrasah. Tradisi bersalaman di gerbang MAN 2 Bantul ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter tidak harus selalu diajarkan secara teoretis di dalam kelas. Melalui tindakan sederhana yang konsisten, nilai-nilai luhur seperti kesopanan, rasa hormat, dan kehangatan dapat terinternalisasi dengan kuat dalam diri setiap siswa, mempersiapkan mereka menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga matang secara emosional dan sosial. (SS)