Menghadirkan Pengasuhan di Sekolah : Gagasan Kepala MTs Muhammadiyah Kasihan di Forum Refleksi Pendidikan Muhammadiyah DIY
Yogyakarta ( MTs Muhammadiyah Kasihan ) – Pendidikan karakter tidak cukup hanya diajarkan, tapi harus dihadirkan secara nyata dalam kehidupan sekolah. Hal itu disampaikan Kepala MTs Muhammadiyah Kasihan, Ridwan Furqoni saat menjadi narasumber dalam Sharing Session “Refleksi Pendidikan Muhammadiyah” yang digelar oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY pada Selasa, 5 Agustus 2025, di Aula Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh kepala SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah Muhammadiyah se-DIY, dan menjadi ruang diskusi penting tentang arah pendidikan Muhammadiyah ke depan. Dalam materinya, Ridwan mengangkat topik penting mengenai perlunya pendekatan pengasuhan di sekolah untuk membangun karakter siswa secara utuh.
“Anak-anak kita datang ke sekolah tidak hanya membawa tugas, tetapi juga membawa kebutuhan yang belum tentu terpenuhi di rumah. Sekolah perlu hadir untuk menjawab kebutuhan itu,” ungkap Ridwan.

Menurutnya, remaja—terutama siswa tingkat SMA—adalah kelompok usia dengan kebutuhan khas dan kompleks. Mereka mulai mencari identitas, mendambakan penerimaan, membutuhkan ruang pribadi, dan semakin dekat dengan teman sebaya. Dalam situasi seperti ini, pendidikan karakter tidak cukup bila hanya disampaikan melalui teori atau pelajaran formal.
Ridwan juga menyoroti fakta bahwa banyak keluarga saat ini mengalami hambatan dalam menjalankan fungsi pengasuhan. Faktor ekonomi, sosial, dan dinamika keluarga menjadi penyebab utamanya. Karena itu, ia mengajak para pengelola sekolah untuk mulai memikirkan pendekatan baru: menghadirkan nuansa pengasuhan di lingkungan pendidikan.
“Ini memang tidak mudah. Tapi jika sekolah mau berinovasi dan terbuka terhadap pendekatan baru, pengasuhan bisa menjadi kekuatan besar dalam membentuk karakter siswa,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pengasuhan yang baik harus mencakup pemenuhan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual siswa. Bila aspek-aspek ini diperhatikan, maka siswa akan tumbuh secara lebih seimbang dan memiliki motivasi serta arah hidup yang jelas.
Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti pemaparan Ridwan Furqoni. Banyak di antara mereka merasa bahwa apa yang disampaikan sangat relevan dengan kondisi di sekolah masing-masing dan membuka ruang refleksi tentang peran pendidikan yang lebih manusiawi dan membumi.