Kunjungi Kampung Moderasi Beragama Jadi Agenda Pertama FORPINSA Bantul
Bantul (MAN 4 Bantul) – Rangkaian kegiatan Forum Pelajar Lintas Agama (FORPINSA) setelah dikukuhkan pada Kamis, (21/9) yaitu kunjungan ke kampung moderasi beragama di Padukuhan Plumbon, Banguntapan, Bantul. Pemilihan Padukuhan Plumbon sebagai tempat kunjungan karena telah ditetapkan sebagai nominator 3 besar penilaian Kampung Moderasi yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama RI.
Padukuhan Plumbon menjadi finalis Kampung Moderasi Agama Nasional, hal ini tidak terlepas dari masyarakat yang mampu hidup secara rukun dan damai. Di Padukuhan Plumbon ini juga terdapat beberapa tempat ibadah seperti Masjid Pathok Negara Babadan yang terletak di tengah Kampung Kauman Babadan. Masjid Babadan memiliki sejarah yang khusus pada masa penjajahan Jepang. Selanjutnya terdapat Pura Jagatnatha dan Gereja sehingga sangat beragam jenis agama masyarakat di Padukuhan Plumbon.
kunjungan ini didampingi langsung oleh Dukuh Padukahan Plumbon, Aris Purwanto sebagai tour leader. Saat kegiatan kunjungan para anggota FORPINSA mendapatkan pengetahuan tentang sikap toleransi, saling menghargai dan mengelola adanya konflik. “Kegiatan ini sangat mendukung adanya kampung moderasi, karena bisa menjadi media untuk kami memberikan pengetahuan atau memberikan ilmu bagi para pelajar pentingnya moderasi dalam kehidupan bermasyarkat,” ungkap Aris.
Selanjutnya, Aris menjelaskan beberapa contoh adanya moderasi beragama di Plumbon-Sorowajan dan Babadan Bantul bahwa setiap 16 Agustus diadakan doa lintas agama untuk bangsa. Tanggal 1 Suro dan setiap Bulan Sakban dilaksanakan doa bersama lintas agama di tempat atau makam umum. “Kunjungan ke Kampung Moderasi Beragama merupakan salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada siswa. Moderasi beragama adalah sikap dan perilaku beragama yang seimbang dan tidak ekstrem dalam beragama. Nilai-nilai moderasi beragama ini penting untuk ditanamkan kepada siswa sejak dini agar mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang toleran, menghargai perbedaan, dan menjunjung tinggi toleransi,” kata Aris. (iqn/ica)