Lompat ke isi utama
x
kua kretek

KUA Kretek Mengunjungi Keluarga Jamaah Haji yang Meninggal Dunia

Dikirim oleh liana pada 20 June 2024

Bantul (KUA Kretek) -  KUA Kretek mengunjungi Keluarga Ngatijo Wongso Sentono Jamaah Haji asal Kalangan Tirtohargo Kretek yang meninggal saat melaksanakan Ibadah Haji di Mekkah Mukarromah pada Senin, 17 Juni 2024, Rabu (19/06).

KUA Kretek diwakili Abu Yazid, S.Pd.I sebagai Kepala KUA menyampaikan “ kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya Bapak Ngatijo Wongso Sentono, semoga bapak meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah dan keluarga yang ditinggal sabar, ikhlas, tabah. Bapak Ngatijo sudah baik sekali meninggal ditempat suci dan dalam keadaan suci sudah selesai melaksanakan Ibadah Haji, insyaallah Husnul Khotimah”.

Heru Jumartiyah sebagai anak menyampaikan “terimakasih kepada KUA Kretek sudah mendokan Bapak, bapak memang semangat sekali dalam persiapan berangkat menunaikan Ibadah Haji, selalu berangkat saat manasik, kebetulan bapak berangkat bareng sama Ibu, yang kami khawatirkan justru Ibu karena dari rumah sudah pernah jatuh dan harus pakai kursi roda, kami juga sudah menawarkan Bapak memakai kursi roda tapi Bapak tidak mau, kuat apalagi disana (Mekah) banyak temannya pasti lebih sehat “ ungkapnya sambil menirukan perkataan  Ngatijo.

“kami diberitahu bapak ketika akan meninggal,akan melaksanakan Sholat Dhuhur karena merasa lelah istirahat sebentar tiduran, setelah itu diam, sampai dibangunkan tidak respon, lalu dibawa ke Hospital dikabarkan sudah meninggal” imbuh Heru Jumarti.

Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar an-Nawawiyyah juga mendefinisikan takziah sebagai berikut ”Ketahuilah, takziah hakikatnya adalah tashabbur (mengajak sabar), menyampaikan hal-hal yang dapat menghibur keluarga orang meninggal, meringankan kesedihannya, dan memudahkan urusan musibahnya. Hukum takziah adalah sunnah. Ia mercakup urusan amar ma’ruf dan nahi munkar. Ia juga termasuk ke dalam firman Allah: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS Al-Maidah [5]: 2). Ayat ini merupakan dalil paling kuat dalam urusan takziah.  (Umi)