Lompat ke isi utama
x
mtsn3

Guru MTsN 3 Bantul Terbitkan Buku ke-24

Dikirim oleh liana pada 5 February 2024

Bantul (MTsN 3)- Rekaman berbagai kegiatan  yang telah dilakukan sayang jika tidak terdokumentasikan. Hal itulah yang menjadi alasan Guru MTsN 3 Bantul, Drs. Sutanto menulis buku solo berjudul “Warta Penanda Kala” melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati.
Menurut Sutanto, buku tersebut merupakan buku pertama yang ditulisnya di 2024, dan menjadi buku solo ke 24 semenjak aktif di KYM sejak Maret 2020.“Buku ini merangkum artikel/ naskah berita yang pernah dibuat selama kurun waktu 2019 s.d 2021. Judul “Warta Penanda Kala” dipilih untuk pengingat ratusan berita yang pernah dibuat untuk dikirim ke media online maupun media cetak,” jelasnya.

Vitriya Mardiyati mengucapkan terimakasih kepada Sutanto yang tetap mempercayakan tulisannya dibukukan di KYM. Karena sejak bergabung di komunitasnya 2020 lalu sudah aktif menulis buku solo, buku antologi maupun mengikuti even KYM lainnya.
“Saya apresiasi keaktifan Pak Tanto dengan memberinya 3 penghargaan sekaligus di akhir 2023 kemarin. Semoga hal ini bisa menginspirasi penulis lain aktif seperti dirinya,” harap Vitriya.
Buku spesial yang terdiri lebih dari 300 halaman ini diberi pengantar Drs. Philipus Jehamun (Pemimpin Redaksi media online beritabernas.com).

Philip mengaku mengenal Sutanto sejak sekitar 20 tahun yang lalu, saat itu dirinya menjadi salah satu Redaktur di Harian Bernas Jogja dan Sutanto sebagai Guru MTsN Pundong Bantul dan sebagai Sekretaris Umum (Sekum) Pengcab Percasi Bantul.
“Ketika itu, hampir setiap hari atau tiap minggu, Pak Tanto-begitu saya biasa menyapanya-mengirim rilis (release) berita tentang olahraga catur. Rilis dalam bentuk hardcopy. Sebagai redaktur, saya membutuhkan waktu lama untuk mengedit rilis berita yang ditulis Pak Tanto. Mengapa? Karena tulisannya belum sesuai dengan bahasa media dan kaidah jurnalistik. Selain itu, struktur kalimatnya belum tepat sehingga harus disusun ulang. Karena membutuhkan waktu untuk menyusun ulang dan mengedit, maka rilis tersebut sering terlambat dimuat atau 2-3 hari kemudian baru dimuat di Harian Bernas Jogja sehingga kehilangan aktualitas,” kenang Philip.

Namun, itu cerita sekitar 20-an tahun lalu. Seiring dengan perjalanan waktu dan Pak Tanto selalu aktif mengirim tulisan atau menulis, lama-lama tulisannya bagus. Bahasa, kalimat memenuhi standar penulisan yang benar dan sesuai kaidah jurnalistik, memenuhi unsur 5W1H (What, Who, When, Why, Where dan How atau Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Dimana dan Bagaimana).
“Karena itu, saya maupun redaktur lain yang kebetulan menerima rilis berita dari Pak Tanto tak butuh waktu lama untuk mengedit atau bahkan sama sekali tidak perlu mengedit lagi tulisan tersebut, kecuali ada typo atau kesalahan huruf dan sebagainya, karena sudah memenuhi standar penulisan yang baik dan benar secara jurnalistik,” imbuh Philip.