Hadiri Workshop Literasi dan Numerasi, Kepala Madamusba: Saatnya Kembali pada Pinsip Akademis dan Intelektual
Bantul (MA Darul Mushlihin) – Kompetensi literasi bagi seorang guru adalah kemampuannya dalam mendampingi siswa agar mereka dapat memahami segala macam informasi dan pengetahuan yang diperoleh melalui membaca, mengidentifikasi teks/tulisan dan menafsirkannya. Kompetensi literasi sangat penting bagi guru agar siswa dapat tumbuh menjadi individu yang gemar membaca dan menulis melalui bimbingan dan arahannya. Kepala MA Darul Mushlihin Bantul (Madamusba), Andri Efriadi, mengungkapkan hal ini usai mengikuti Workshop Literasi Numerasi yang dilaksanakan di PT Penerbit Erlangga, Senin (21/8).
“Kompentensi Literasi sangat penting bagi seorang guru karena akan berpengaruh terhadap semangat membaca dan menulis siswa. Ketika seorang guru memiliki kompetensi literasi yang baik maka ia akan dengan mudah mendampingi siswa dalam memahami dan menafsiri setiap informasi baik melalui teks atau tulisan,” ujar Andri.
Lebih lanjut Andri mengimbau kepada guru di Madamusba untuk dapat meningkatkan kompetensi literasinya. “Saya tentu berharap kepada Bapak/Ibu guru Madamusba agar terus belajar dan mengembangkan kompetensi literasinya dengan aktif mengikuti forum ilmiah atau belajar secara mandiri. Hal ini saya sampaikan karena era sekarang adalah era di mana mayoritas orang memiliki cara sendiri dalam memaknai informasi yang diterima sehingga melupakan konsep yang telah diajarkan termasuk diantaranya adalah kemampuan literasi. Sudah saatnya bagi kita kembali pada prinsip akademis dan nilai-nilai intelektual yang telah diwariskan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Dikmad Kantor Wilayah Kementerian Agama D.I. Yogyakarta, Abdul Su'ud menyampaikan tujuan adanya workshop. “Acara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi literasi Bapak/Ibu guru kita di lingkungan madrasah khususnya, dan secara keseluruhan untuk kompetensi literasi Indonesia di mata dunia. Kita juga berkolaborasi dengan Worbank untuk menyukseskan beberapa program kami seperti AKMI, Literasi Numerasi, Sains, dan Sosial Budaya,” ujar Su’ud.
Secara lebih jelas, Su’ud juga menjelaskan tentang peringkat Indonesia dalam urutan kompetensi literasi. “Jika berdasarkan data terbaru, kompetensi literasi negara kita berada di nomor 73 dari 77 negara. Sedangkan untuk tingkat Numerasi kita berada di angka 74, dan Sains di nomor 71. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini terus berupaya meningkatkan kesadaran membaca bagi Bapak/Ibu guru kita, salah satunya adalah melalui kegiatan ini. Peningkatan kopetensi guru adalah sesuatu yang bersifat fardlu ‘ain,” papar Su’ud.
Di akhir sambuatannya, Su’ud menyampaikan harapannya. “Harapan kami setalah adanya workshop ini bisa menjadi titik awal bagi Bapak/Ibu guru untuk dapat membuka cakrawala dan memberi pencerahan kepada siswa. Diantara tugas guru adalah memberikan stimulan agar siswa tumbuh menjadi individu yang kritis, dinamis, dan kreatif. Sampai kapan pun kita semua adalah guru, bahkan ketika telah purna sekali pun. Mari kita jadikan semua madrasah di jogja ini menjadi lembaga pendidikan Islam yang unggul, berkualitas, dan mendunia sesuai dengan tagline kita: Madrasah Jogja Istimewa, dari Jogja untuk Indonesia, Madrasah DIY Selalu Juara,” pungkasnya. (anh)