Lompat ke isi utama
x

GURU MTSN 4 BANTUL, RIDWAN FURQONI, MENJADI REVIWER KOSP DI MU’ALLIMIN

Dikirim oleh liana pada 29 Mei 2024

Bantul (MTsN 4 Bantul) - Bertempat di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. S. Parman nomor 68 Yogyakarta, Rabu (15/05), salah satu guru MTs Negeri 4 Bantul, Ridwan Furqoni, mendapatkan undangan untuk ikut mereview Kurikulum Operasional Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Acara dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Nadhif. Dalam sambutannya, Kankemenag Kota Yogyakarta ini menyampaikan agenda penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan Kurikulum ini, diantaranya adalah Gerakan Syahidin, yaitu Gerakan Sadar haji Sejak Dini, supaya siswa memiliki kesadaran untuk beusaha mendaftarkan diri sejak awal, karena antrian yang Panjang dan pada saat menunaikan haji nanti, masih relatif belum mencapai usia lansia.  

Hadir sebagai pemapar kurikulum adalah Direktur Mu’allimin, Aly Aulia dan Wakil Direktur 1 Bidang Kurikulum, Sholikin. Ridwan Furqoni hadir sebagai reviewer bersama dengan Anita Isdarmini (Sub Koordinator Kurikulum dan Kesiswaan Kanwil Kemenag DIY), Elfa Tsuroyya (Kasi DIkmad Kemenag Kota Yogyakarta), Miftahul Bahri (Pengawas MTs Mu’allimin), Nur Wahyudin al Azis (Pengawas MA Mu’allimin) dan Bapak Syukrul Hamdi sebagai ahli.

Ridwan Furqoni yang juga merupakan salah satu Pembina di madrasah ini dalam sambutannya menyampaikan bahwa review kurikulum merupakan bagian dari ritual rutin Lembaga pendidikan untuk memperoleh kurikulum operasional yang terbaik. Kurikulum sendiri merupakan desain rangkaian pengalaman yang akan dilalui siswa sepanjang mengikuti proses pembelajaran. Kurikulum yang baik akan mampu melibatkan tidak hanya fisik dan pikiran, namun juga mental dan spiritual siswa. Dengan proses yang demikian maka perubahan yang menjadi indikator terjadinya proses belajar benar-benar akan sesuai dengan tujuan, yaitu perubahan yang holistik pada semua dimensinya. 

Berkaitan dengan konten kurikulum sendiri, Ridwan Furqoni memberikan masukan yang sangat baik. Ada tiga masukan yang diberikan, yaitu: 1) Mu’allimin sebagai madrasah yang berasrama tentu harus menggantikan pengasuhan orang tua di rumah selama para siswa menempuh pendidikan di madrasah ini, semangat kurikulum yang terintegrasi antara madrasah dan asrama menuntut desain kurikulum ini memasukkan perspektif perspektif pengasuhan di dalamnya. 2) Mu’allimin sebagai Lembaga pendidikan yang dikelola oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan input siswa yang menasional dan program Kerjasama yang telah menginternasional, perlu menyesuaikan alam pikiran kurikulum ini pada level nasional dan global. Dan 3) Dalam teknnis penulisan kurikulum operasional ini perlu kiranya diberikan bagan yang menggambarkan alur berfikir dokumen ini dari awal sampai dengan akhir untuk memudahkan membaca oleh siapa saja secara mudah. (rf)