Guru dan Pegawai MTsN 9 Bantul Ikuti Pembinaan, Kabid PAKIS Kanwil Kemenag DIY Tegaskan Pentingnya Moderasi Beragama
Bantul (MTsN 9 Bantul)—Guru dan pegawai MTs Negeri 9 Bantul mengikuti Pembinaan Moderasi Beragama bagi Guru dan Pegawai, Rabu (08/05/2024). Pembinaan tersebut mengusung tema “Wujudkan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang Moderat dan Berwawasan Kebangsaan”. MTsN 9 Bantul menghadirkan Mukotip, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama D.I. Yogyakarta, dan Ahmad Musyadad, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, sebagai narasumber.
Kepala MTsN 9 Bantul, Siti Solichah, dalam sambutannya, mengatakan bahwa penguatan moderasi beragama menjadi program prioritas Kementerian Agama RI berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional Tahun 2024 ini. Oleh karena itu, proses pembelajaran di MTsN 9 Bantul harus mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama.
“Pendidikan yang mengintegrasikan moderasi beragama saat ini sangat penting dan perlu digalakkan,” jelas Solichah, “hal ini karena moderasi beragama tidak hanya tentang toleransi, tetapi juga wawasan kebangsaan, antikekerasan, dan budaya lokal,” tegasnya.
Mukotip dalam paparannya juga memberikan gambaran tentang kondisi Indonesia yang beragam dan beberapa permasalahan yang pernah muncul. Ia menegaskan urgensi penguatan moderasi beragama untuk mencapai Indonesia yang lebih rukun.
Mukotip menilai, selain masalah-masalah keagamaan, Indonesia juga darurat perlindungan anak dan perempuan. Mukotip menunjukkan tingginya konflik-konflik yang menempatkan anak dan –perempuan sebagai korban. Menurutnya, permasalahan ini pun harus segera diselesaikan. Salah satunya melalui pendidikan.
“Kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan menyisipkan nilai-nilai moderasi beragama dan pendidikan antikekerasan agar anak didik kita terhindar dari hal-hal yang tidak benar seperti tadi,” jelas Mukotip.
Ahmad Musyadad juga menekankan hal yang sama. Menurutnya, perbedaan itu hal yang mutlak. Seharusnya perbedaan disikapi dengan bijaksana. Musyadad menegaskan pernyataannya dengan mengutip firman Allah Swt. bahwa manusia diciptakan dengan berbagai suku dan ras. Oleh karena itu, manusia harus bisa saling memahami sehingga bisa melahirkan sikap yang toleran. (and)