Lompat ke isi utama
x
MTsN 5 Bantul

Filosofi Kupat Hikmah Syawalan di MTs N 5 Bantul

Dikirim oleh Sugiyono pada 22 April 2024

Bantul (MTs N 5 Bantul). Bertempat di kediaman Suedi Purwanto, S.Pd, Sanden, Bantul, berlangsung kegiatan Syawalan Keluarga Besar MTs Negeri 5 Bantul pada hari Sabtu (20/4). Acara dihadiri oleh semua guru dan pegawai beserta keluarganya, serta alumni guru dan pegawai yang sudah purna tugas maupun yang sudah mutasi dari MTs N 5 Bantul.

Sebagai pengampu acara dalam kegiatan tersebut adalah Kelompok II yang berjumlah 8 (delapan) orang guru dan pegawai. Dalam acara tersebut bertindak sebagai pembaca Ikrar Syawalan adalah Sudaryanto guru PKn di MTs N 5 Bantul. Sudaryanto mengucapkan ikrar syawalan yang pada intinya mewakili yang hadirin semuanya memohonkan maaf.

MTsN 5 Bantul

Hikmah Syawalan  oleh Ustadz Ari Maulana dari Kulon Progo, mengupas Ketupat atau sering disebut Kupat (dalam Bahasa Jawa) dikupas filosofinya sebagai isi tausiahnya. Kupat berbentuk segi empat melambangkan kiblat papat yang merupakan arah mata angin atau arah kiblat, Kupat berarti juga Ngaku Lepat (mengaku salah) di mana setiap momen lebaran tiap-tiap orang tanpa diminta akan mengakui kalua punya lepat (salah), terbuat dari Janur ( daun kelapa yang masih muda) yang dianyam menggambarkan Jatining Nur, hati Nurani. Anyaman janur menggambarkan kompleksitas Masyarakat Jawa, dan di isi dengan beras sebagai makanan pokok orang Indonesia, beras melambangkan nafsu duniawi. Secara keseluruhan, Kupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani sehingga manusia selalu terkontrol tindak tanduknya.

Lebih lanjut Ari Maulana menguraikan bahwa Tradisi Kupat dan Syawalan ini hanya ada di Indonesia dan merupakan tradisi yang baik yang terus dilestarikan oleh Masyarakat Indonesia sampai sekarang. Ari Maulana menutup tausiah sekaligus menutup acara dengan do’a. (Tut)