Buku Sutanto “Gurit 53” Diapresiasi Dinas Kebudayaan DIY
Bantul (MTsN 3)- Buku karya Guru MTsN 3 Bantul Drs.Sutanto yang berjudul Gurit 53 diapresiasi Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Kami menyambut baik yang telah ditulis Pak Sutanto. Prinsipnya kami menyambut baik setiap individu/ masyarakat/ publik yang ikut mendukung tugas kami dalam memelihara dan mengembangkan kebudayaan.”
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Cahyo Widayat, SH, M.Si saat menerima sedekah buku dari Sutanto di ruang kerjanya, Selasa (2/11).
Menurut Cahyo, buku yang memiliki makna terkait dengan usia penulisnya tersebut dapat membantu masyarakat untuk ikut mengenali kembali karya dari leluhur yaitu geguritan.
Dia mengharap buku Gurit 53 membantu dinas dalam proses pemeliharaan pengembangan bahasa dan sastra khususnya geguritan.
Salahsatu obyek kebudayaan adalah Bahasa dan sastra. Di dinasnya ada salahsatu bidang yang menangangani terkait dengan pemeliharaan dan pengembangan sejarah, bahasa, sastra dan permuseuman.
“Mudah-mudahan geguritan bisa semakin berkembang dan nanti juga banyak yang akan menghargai karya Sutanto. Kami mengharap munculnya Sutanto Sutanto lain yang akan memelihara dan mengembangkan geguritan,” pungkas Cahyo.
Sebagai warga DIY, Sutanto yang beralamat di Celep RT.07 Srigading Sanden Bantul ini merasa terpanggil untuk nguri-uri Budaya Jawa. Salahsatu bentuk upayanya dengan menulis geguritan di media cetak, media sosial. Sedangkan yang berujud buku adalah Gurit 53 yang sudah terbit sejak Agustus 2021 melalui Komunitas Yuk Menulis pimpinan Vitriya Mardiyati.
Untuk membuat karya guritnya yang terbilang cepat, dengan menuliskan di WhatsApp kemudian diupload di facebook untuk menyimpan. Secara berkala dari facebook diunduh lagi ke file di laptop dan disusun menjadi naskah yang siap kirim ke penerbit.
Rata-rata Sutanto mampu membuat 5 gurit setiap hari, sehingga tak sampai sebulan bisa selesai.
“Saat ini karya gurit saya yang berjudul Rinonce Sekar Melati yang berisi 100 geguritan sudah proses cetak di penerbit,” imbuh Sutanto.
Selain geguritan guru seni budaya tersebut pernah memenangi Lomba Menulis Macapat 2019 yang digelar Balai Bahasa Yogyakarta dan Lolos Menulis Dongeng yang digelar Dinas Kebudayaan DIY 2021 ini.