Lompat ke isi utama
x
MTsN 4 Bantul

Tingkatkan Profesionalitas, Guru MTsN 4 Bantul Ikuti Workshop Pengelolaan Kelas

Dikirim oleh eka putri pada 28 November 2024

Bantul (MTsN 4 Bantul) - Implementasi Kurikulum Merdeka merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem Pendidikan di Indonesia. Sebagai program yang di laksanakan sejak era sebelum pergantian Presiden 2024, para pendidik wajib mempelajari dan menerapkan di sekolah masing-masing. Meskipun sekitar 2-3 tahun berjalan, masih banyak para pendidik yang belum memahami penerapan Kurikulum Merdeka di kelas. MGMP IPA MTs se kabupaten Bantul, memfasilitasi guru-guru IPA dibawah naungan Kementrian Agama Kabupaten Bantul melalui kegiatan Workshop Pengelolaan Kelas berbasis IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka).

Workshop ini (20/11/2024) bertempat di MTsN 1 Bantul bekerja sama dengan narasumber dari Dinas Pendidikan, Susi Daryanti. Beliau adalah penulis soal ASPD IPA sekaligus Kepala SMPN 2 Sewon. Pada pembukaan Acara, Kepala MTsN 1 Bantul, Sugiyono berpesan agar peserta semakin semangat mendidik putra-putrinya di madrasah masing-masing setelah kegiatan pelatihan ini. Workshop Pengelolaan Kelas diikuti sebanyak 30 guru IPA, peserta dari berbagai madrasah jenjang tsanawiyah baik negeri maupun swasta. MTsN 4 Bantul mengirimkan 3 guru yang mengikuti kegiatan workshop.

Pengelolaan kelas merupakan faktor utama penentu keberhasilan kegiatan pembelajaran dikelas. Guru harus mampu mengenal karakter peserta didik, membantu kesiapan pembelajaran, menciptakan kenyamanan pembelajaran dan mampu merefleksikan pembelajaran. Selain tugas utama sebagai agen transfer ilmu dan melaksanakan asesmen untuk mengetahui perkembangan peserta didiknya. Melalui kegiatan “Pembelajaran Berdifferensiasi” sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka diharapkan peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan perkembangannya. Differensiasi dalam Kurikulum Merdeka selalu dikaitkan dengan gaya belajar siswa, sehingga terjadi misskonsepsi diantara para pendidik dalam menerapkannya. Padahal dibutuhkan pendekatan untuk membuat kategori pada masing-masing differensiasi, tidak terbatas hanya gaya belajar siswa. Differensiasi tersebut meliputi differensiasi konten/materi, differensiasi proses dan differensiasi produk. 

Peserta didik perlu dikenali terlebih dahulu karakternya melalui asesmen awal. Sehingga pendidik dapat mengkategorikan peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya. Pengelolaan kelas tidak untuk memberatkan guru pada prakteknya, tetapi membantu guru dalam memudahkan mengelola kelasnya masing-masing. Bukti administratif berupa RPP maupun Modul Ajar boleh hanya 1(satu) untuk kegiatan pembelajaran meskipun dikelas ditemukan differensiasi siswanya. “Cukup diberikan keterangan untuk masing-masing kategori dan kriteria ketercapaiannya untuk membantu memudahkan dalam evaluasi siswa”, demikian Susi Daryanti menjelaskan kepada salah satu guru yang bertanya terkait kebingungan dengan model RPP/Modul Ajar yang akan digunakan dikelasnya. Workshop IKM di MGMP IPA sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme Guru dalam pengelolaan kelasnya. Sugeng Muhari selaku Kepala MTsN 4 Bantul berharap agar Guru mampu menerapkan ilmunya dari kegiatan workshop ini di madrasah tercinta. (ETU).