Lompat ke isi utama
x
MAN 1 Bantul

Riyadi Setyawan Luncurkan Karya Terbaru, 'Cerpen Wayang Kulit Purwa' di Jepara

Dikirim oleh eka putri pada 3 February 2025

Bantul (MAN 1 Bantul) - Riyadi Setyawan, S.Sn., seorang guru seni dari MAN 1 Bantul yang juga dikenal sebagai penulis, meluncurkan buku terbarunya berjudul Cerpen Wayang Kulit Purwa. Peluncuran buku ini digelar di Joglo Hadipuran, Kabupaten Jepara, dan menjadi bagian dari rangkaian kegiatan budaya bertajuk “Bukak Kendang Ngaloka Budaya ing Kadipaten Jepara.” Sebagai narasumber utama, Riyadi mengungkapkan bahwa karya terbarunya ini merupakan sebuah kumpulan cerita pendek yang diilhami oleh kisah-kisah wayang kulit klasik, yang ditulis dengan bahasa Indonesia untuk memudahkan pemahaman pembaca modern, terutama generasi muda.

Acara peluncuran buku berlangsung dengan khidmat, dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni tradisional yang menampilkan budaya lokal khas Jepara. Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting yang mendukung pelestarian seni tradisional, di antaranya Kanjeng Pangeran Bambang Setiawan Adiningrat, pembina Yayasan Praja Hadipuran Manunggal, yang membuka acara tersebut dengan penekanan akan pentingnya upaya pelestarian dan promosi budaya Jawa ke masyarakat luas. Selain itu, hadir pula Ketua Yayasan KRT Anam Setyonagoro, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jepara, serta pejabat lainnya seperti Plt. Kepala Bakesbangpol Jepara, Camat Tahunan, Danramil Tahunan, Kapolsek Tahunan, dan Kepala Perpustakaan Daerah Jepara.

Dalam pemaparannya, Riyadi menjelaskan bahwa buku Cerpen Wayang Kulit Purwa terdiri dari cerita-cerita pendek yang terinspirasi dari kisah wayang kulit, dengan tema-tema yang relevan seperti kepemimpinan, pengorbanan, dan nilai-nilai luhur lainnya. Melalui buku ini, Riyadi berharap dapat memperkenalkan dan mempertahankan tradisi wayang kulit yang merupakan bagian dari identitas budaya Jawa kepada generasi muda. Buku ini bukan hanya sekadar karya sastra, tetapi juga bertujuan untuk menjadi jembatan antara tradisi lama dan pemikiran modern, mengajak pembaca, terutama generasi muda, untuk mencintai dan melestarikan seni dan budaya Jawa yang sudah lama ada.

Ketua Yayasan KRT Anam Setyonagoro menyampaikan apresiasi tinggi terhadap karya Riyadi, menganggapnya sebagai langkah besar dalam upaya memperkenalkan budaya Jawa lebih luas. Ia berharap bahwa buku Cerpen Wayang Kulit Purwa bisa menginspirasi banyak orang, khususnya generasi muda, untuk terus menjaga dan mencintai seni tradisional sebagai bagian dari warisan budaya bangsa. Selain peluncuran buku, acara ini juga menyuguhkan berbagai pertunjukan seni tradisional yang menampilkan berbagai elemen budaya lokal Jepara, memberikan kesempatan kepada para undangan untuk lebih mengenal dan memahami seni yang menjadi identitas dari Kadipaten Jepara.

Kepala Perpustakaan Daerah Jepara turut menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya literasi berbasis budaya yang dilakukan Riyadi. Menurutnya, karya-karya seperti Cerpen Wayang Kulit Purwa sangat berperan dalam membangun karakter bangsa, karena mengandung nilai-nilai moral dan budaya yang dapat memperkaya pendidikan karakter berbasis budaya. Buku ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana untuk mendalami budaya, tetapi juga sebagai alat untuk mendidik generasi muda agar lebih mencintai budaya tradisional.

Acara peluncuran buku ini memiliki makna yang sangat penting, tidak hanya bagi Riyadi Setyawan sebagai penulis, tetapi juga bagi dunia pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Sebagai seorang guru seni, Riyadi selalu mendorong siswa-siswanya untuk tidak hanya mengenal seni tradisional tetapi juga untuk menjadikannya bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Melalui karyanya, Riyadi menunjukkan bahwa seni tradisional, meskipun sudah berusia sangat tua, tetap dapat relevan di era modern apabila disampaikan dengan cara yang sesuai dan dengan pendekatan yang kreatif.

Dengan peluncuran buku Cerpen Wayang Kulit Purwa, Riyadi Setyawan semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah satu pelestari budaya Indonesia. Kehadirannya di acara seperti ini bukan hanya memberikan inspirasi, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa literasi budaya dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk melestarikan seni dan budaya lokal. Buku ini tidak hanya memberi penghormatan pada tradisi wayang kulit, tetapi juga menawarkan perspektif baru dalam memperkenalkan budaya kepada generasi muda yang semakin terbuka dengan perkembangan zaman.(Rys)