Produksi Film Bersama Guru, Pegawai, dan Siswa, MTsN 9 Bantul Diganjar Juara III dari Kanwil Kemenag DIY
Bantul (MTsN 9 Bantul)—MTsN 9 Bantul memenuhi undangan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menerima penghargaan sebagai Juara III dalam Lomba Video Penguatan Moderasi Beragama, Senin (10/01/2022). Perlombaan ini digelar dalam rangkaian kegiatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama RI ke-76 yang mengusung tema “Transformasi Layanan Umat”. Kanwil Kemenag DIY, menggelar berbagai lomba dengan tema “Penguatan Moderasi Beragama”.
Nur Hasanah Rahmawati, S.Ag., M.M., Kepala MTsN 9 Bantul hadir menerima penghargaan Juara III Video Penguatan Moderasi Beragama yang diserahkan langsung oleh Kepala Kanwil Kemenag DIY, Dr. H. Masmin Afif, M.Ag. Orang nomor satu di Kanwil Kemenag DIY tersebut memberikan apresiasi kepada semua penerima penghargaan.
“Kami ucapkan selamat dan sukses kepada semua penerima penghargaan. Jangan dilihat dari besarnya hadiah yang diterima, tapi lihatlah dari nilai kebersamaan yang telah kita bangun bersama,” papar Masmin Afif.
Penghargaan yang diberikan kepada MTsN 9 Bantul merupakan ganjaran dari produksi film pendek ketiga yang berjudul “Beda Jalan Satu Tujuan”. Film ini bercerita tentang Shaleh (Agus Aris Subagyo, S.Pd.) dan anaknya yang bernama Ramdan (Fadhil Rahman Afianto) yang salat berjamaah di masjid berbeda. Hal ini membuat tetangga mereka memandang aneh. Bahkan, Rahmat (Nur Ikhsan Endhy Syaifullah, SIP) yang satu masjid dengan Shaleh mengatakan Ramdan sesat. Rahmat menasihati Shaleh supaya anaknya kembali ke jalan yang dianggapnya benar, yaitu satu masjid dengan mereka.
Menariknya, permasalahan ini mampu diatasi oleh sang Ibu (Dra. Rahmi Prabawaty). Ibu menjelaskan melalui kopi. Jika selera kopi saja tidak bisa disamakan, mengapa pilihan masjid yang beda bisa memecah belah keluarga? Penjelasan Ibu menyadarkan Shaleh dan Ramdan bahwa perbedaan adalah sebuah takdir.
Namun, Rahmat yang melihat Ramdan masih salat di masjid berbeda, kembali menegur Shaleh dan kembali mengatakan anaknya sesat. Shaleh pun kemudian meminta Rahmat agar tidak mudah melabeli seseorang dengan kata "sesat". Menurut Shaleh, yang terpenting orang tersebut masih meyakini Tuhan, mengimani Tuhan.
Melalui film ini, Atik, sapaan akrab Kepala MTsN 9 Bantul sekaligus Produser film tersebut ingin berbagi pengalaman dan sudut pandang moderasi beragama dalam keluarga. Atik menegaskan bahwa moderasi beragama hendaknya dipahami sejak dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Perbedaan tidak seharusnya menjadi pemecah belah hubungan, karena hal itu merupakan sebuah takdir.
Film yang ditayangkan melalui kanal Youtube MTs Negeri 9 Bantul Official ini telah merebut penghartian penonton sebanyak 7.359 view, 3.700 like, dan 454 komentar. Atik berharap, ke depan, MTsN 9 Bantul dapat kembali melahirkan karya-karya kreatif yang mengolaborasikan semua elemen di madrasah.
“Kami akan terus melahirkan karya-karya baru untuk terus mengasah kreativitas dan kekompakan semua elemen di MTsN 9 Bantul,” pungkas Atik. (and)