MTs Negeri 6 Bantul Juara Reportase, Siswa Terima Hadiah dan Ikuti Sarasehan Bahasa
Bantul (MTs Negeri 6 Bantul) – MTs Negeri 6 Bantul berhasil meraih juara harapan II dalam lomba video reportase yang diselenggarakan oleh MA Negeri 1 Sleman. Pengumuman kejuaraan dilaksanakan pada Minggu (30/10) melalui tautan yang telah diedarkan oleh panitia pelaksana. Secara berturut-turut kejuaraan diperoleh MTs Negeri 10 Sleman sebagai juara 1, MTsN 3 Sleman juara 2, MTs Assalafiyyah Mlangi juara 3, MTsN 7 Sleman juara harapan 1, dan MTs Negeri 6 Bantul juara harapan 2.
“Alhamdulillah, selamat untuk para siswa dan guru pembimbing, Ibu Heisma Arya Demokrawati,” ungkap Mafrudah Kepala MTs Negeri 6 Bantul memberikan apresiasi. Prestasi reportase yang diraih oleh Ahnaf Nada Shabihah dan Fauzan tersebut adalah karya sekaligus pengalaman perdana kedua siswa mengikuti lomba. “Anak-anak masih harus terus belajar untuk mendapatkan yang terbaik,” tambah Mafrudah.
Penerimaan trofi juara dilaksanakan pada Senin (31/10) bersamaan dengan pelaksanaan sarasehan bahasa bersama bunda literasi Kabupaten Sleman. Dikatakan oleh Bunda Literasi bahwa jika seseorang ingin menguasai dunia maka harus memahami kondisi yang ada. Banyak membaca, belajar, dan menulis. Kustini Sri Purnomo juga menyampaikan bahwa saat ini sudah ada fasilitas internet gratis di Kabupaten Sleman untuk menggerakkan literasi secara masal.
Sementara itu, Kakanwil Kemenag DIY, Masmin Afif menyampaikan apresiasinya kepada MAN 1 Sleman yang saat ini berulang tahun di usianya yang ke-60 serta diselenggarakannya semarak bulan bahasa. “Sebuah usia yang sudah cukup senior, umurnya sudah melebihi kepala kankawil dan kemenag. Madrasah ini harus terus menciptakan Inovasi dan terobosan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Madrasah harus bisa dan berani memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Manjada wa wajada. Siapa yang mau berusaha pasti bisa,” ungkap Masmin.
Acara sarasehan juga diisi oleh dosen bahasa di Swedia, Hayu Hamemayu. Disampaikan Hayu bahwa para guru sudah memiliki kemampuan dan fasilitas dalam berkiterasi. “Di perpustakaan Swedia semua orang dibebaskan untuk meminjam buku berapa pun. Namun, yang meminjam dapat dipantau dan dihubungi,” ujarnya. Dirinya juga bercerita bisa ke luar negeri berawal dari mimpi. “Sejak dini selalu diajak oleh bapak ke perpustakaan. Di perpustakaan yang saya cari adalah atlas. Lalu saya tunjuk negara mana yang akan saya kunjungi. Waktu itu adalah negara Jepang yang saya tunjuk kepada bapak. Alhamdulillah impian saya bukan sekedar mimpi, tetapi terbukti bahwa saya bisa ke luar negeri,” pungkasnya. (had/rin)