MGMP Kimia MA DIY dan UIN Sunan Kalijaga Selenggarakan Workshop Deep Learning dalam Pembelajaran Kimia
Bantul (MAN 2 Bantul) – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kimia Madrasah Aliyah (MA) Se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, menggelar workshop bertajuk “Penerapan Deep Learning dalam Pembelajaran Kimia” pada hari Kamis (22/5/25). Kegiatan ini berlangsung di Ruang Aula MAN 2 Bantul dan diikuti oleh puluhan guru kimia MA se-DIY.
Workshop ini menghadirkan narasumber utama Karmanto, dosen sekaligus peneliti dari Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan materi terkait konsep deep learning dalam konteks pendidikan dan bagaimana metode tersebut dapat diintegrasikan dalam pembelajaran kimia di tingkat MA. Tema khusus yang diangkat dalam workshop ini adalah “Korosi”, sebuah topik penting dalam kajian kimia yang juga memiliki relevansi tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Karmanto memaparkan bahwa deep learning dalam konteks pendidikan bukan hanya sekadar penggunaan teknologi kecerdasan buatan, tetapi juga pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam terhadap konsep dan keterkaitan antarkonsep. “Deep learning dalam pembelajaran kimia mendorong siswa untuk tidak hanya hafal rumus, tetapi mampu menghubungkan konsep dengan fenomena nyata di sekitar mereka,” jelasnya.
Dalam workshop ini, metode Problem Based Learning (PBL) dipilih sebagai strategi pengajaran utama. PBL merupakan pendekatan yang menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran dengan menghadapkan mereka pada permasalahan kontekstual untuk dianalisis dan diselesaikan secara kolaboratif. Dalam sesi praktik, para peserta workshop diajak untuk merancang skenario pembelajaran dengan topik korosi yang relevan dan menantang bagi siswa, misalnya permasalahan korosi pada jembatan, kendaraan, atau peralatan rumah tangga.
Pemilihan tema “Korosi” bukan tanpa alasan. Menurut Karmanto, korosi adalah topik yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat menjadi pintu masuk yang baik untuk memperkenalkan konsep-konsep kimia seperti reaksi redoks, elektrokimia, dan faktor lingkungan. “Ketika siswa diajak memecahkan masalah nyata seperti kenapa pagar rumah cepat berkarat atau bagaimana melindungi kendaraan dari korosi, mereka akan lebih antusias dan memahami konsep secara mendalam,” tambahnya.
Para guru peserta workshop diberi kesempatan untuk menyusun perangkat ajar berbasis PBL dengan skenario kasus korosi. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan perencanaan pembelajaran, tetapi juga bagaimana mengevaluasi pembelajaran berbasis pemahaman konseptual dan keterampilan berpikir kritis siswa.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para guru peserta. Menurut Sri Purwaningsih, salah satu guru kimia dari MA Negeri di Bantul, workshop ini sangat membantu guru dalam memperbaharui strategi pembelajaran di kelas. “Kami terbiasa mengajar dengan cara konvensional. Dengan pelatihan seperti ini, kami jadi tahu bagaimana membawa siswa untuk berpikir kritis, menganalisis, dan berkolaborasi,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Supri Madyo Purwanto, ketua MGMP Kimia MA DIY. Ia berharap kerja sama dengan UIN Sunan Kalijaga tidak berhenti sampai di sini. “Kami sangat mengapresiasi dukungan dari kampus, khususnya Prodi Kimia UIN. Semoga ke depan ada pelatihan lanjutan atau bahkan kolaborasi riset sederhana yang bisa melibatkan guru dan siswa MA,” ungkapnya.
Komitmen UIN Sunan Kalijaga
Dalam sambutan pembuka, Ketua Prodi Kimia UIN Sunan Kalijaga, Maya Rahmayanti, menyatakan komitmen prodi untuk terus menjalin kerja sama dengan masyarakat pendidikan, termasuk guru-guru MA. “Kami ingin menjadi mitra aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan kimia, terutama di tingkat menengah. Sinergi antara kampus dan guru di lapangan sangat penting untuk menjembatani teori dan praktik pembelajaran,” tuturnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal peningkatan kualitas pembelajaran kimia di MA melalui pendekatan yang inovatif, kontekstual, dan berorientasi pada pemahaman mendalam. (ID)