Latih Siswa Siap Terjun di Masyarakat, MAN 3 Bantul Gelar Pelatihan Pemulasaran Jenazah
Bantul (MAN 3 Bantul) – MAN 3 Bantul mengadakan pelatihan pemulasaran jenazah, Kamis (14/12) bagi siswa kelas XI. Pemulasaraan jenazah merupakan rangkaian kegiatan mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengafani, menyalati, hingga menguburkan jenazah. Pelatihan ini sangat penting dilaksanakan mengingat pemulasaran jenazah memiliki hukum fardhu kifayah bagi muslim. Artinya, hukum suatu perkara yang wajib dilakukan oleh sebagian orang. Jika tidak ada satu pun orang yang melaksanakannya, semua orang akan menanggung beban dosanya, tetapi jika sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban ini gugur.
MAN 3 Bantul memberikan bekal pelatihan pemulasaran jenazah untuk membekali siswa sehingga siap terjun di masyarakat. “Pelatihan pemulasaran jenazah dapat memberikan bekal siswa sehingga mampu mempraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat. Anak-anak tidak sekadar memahami materi secara teoritis, melainkan juga mampu merealisasikannya,” ungkap Kepala MAN 3 Bantul, Syamsul Huda.
Pelatihan dilaksanakan secara terpisah antara siswa putra dan siswa putri. Siswa putra mengikuti pelatihan di Ruang Aula dan siswa putri mengikuti di Mushola Raudhatul Jannah. MAN 3 Bantul menghadirkan dua pembicara dari PKU Muhammadiyah Bantul untuk pelatihan ini. Agus Marsudi Raharjo memberikan pelatihan untuk siswa putra dan Sri Purwati Rahayuningsih memberikan pelatihan untuk siswa putri.
Pelatihan dilaksanakan mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Pembicara memberikan materi mengenai pemulasaran jenazah dengan peralatan yang lengkap sehingga memudahkan peserta memahami. Kedua, pembicara mengupas secara komprehensif langkah-langkah perawatan jenazah. Terlebih dahulu pembicara menjelaskan hukum perawatan jenazah. Selanjutnya, pembicara menjelaskan langkah-langkah berikutnya secara detail.
Pada langkah memandikan jenazah, pembicara memaparkan tentang skala urutan memandikan jenazah. Hal ini menjadi perhatian khusus karena terkadang di masyarakat belum memahami. Prinsip yang perlu diperhatikan saat memandikan jenazah adalah dilakukan oleh mahrom dan jangan sampai membuka aurat jenazah, jenazah harus ditutup menggunakan kain yang mudah menyerap air. Lebih disarankan menggunakan air mengalir semisal selang air, kalaupun menggunakan air di bak, baknya harus diletakkan agak jauh agar tidak tercampur dengan air yang sudah digunakan untuk memandikan jenazah.
Langkah selanjutnya, mengkafani jenazah, pembicara menjelaskan kain-kain dan tali yang diperlukan untuk mengkafani jenazah. Kemudian, langkah menyalati jenazah, Pembicara menjelaskan tata cara dan bacaan-bacaan saat sholat jenazah. Selanjutnya, tahap menguburkan jenazah, siswa diberikan penjelasan mengenai posisi jenazah saat disemayamkan yaitu wajah menghadap kiblat dengan kepala di utara dan kaki di selatan.
Siswa mengikuti pelatihan dengan antusias. Selain menyimak penjelasan, siswa juga turut praktik pemulasaran jenazah dengan boneka didampingi oleh pembicara. Hal ini semakin memantapkan pengetahuan siswa. “Alhamdulillah setelah mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah saya dapat memahami bagaimana mengurus dan merawat jenazah. Penjelasan yang diberikan sangat detail dan diberikan bimbingan untuk praktik langsung sehingga kami semakin paham. Pelatihan ini sangat bermanfaat karena sangat dibutuhkan saat di masyarakat,” ujar Raina Sadina Al-Quds, siswa kelas XI A usai mengikuti pelatihan. (sal)