Lompat ke isi utama
x
Pundong

Kepengasuhan Anak Islami: Penyuluh KUA Pundong Menyampaikan Bimbingan di PKH Jonggrangan

Dikirim oleh liana pada 20 June 2024

Bantul (KUA Pundong) -  Rabu 19 Juni 2024. Pada sesi kedua bimbingan PKH di Dukuh Jonggrangan, Akhmad Faozi memberikan materi keislaman. Sesi sebelumnya disampaikan Yuni Arifah, pendamping PKH, tentang pemutakhiran data anggota dan wawasan kepengasuhan anak.

Yuni berkata, "jangan sampai mendidik anak dengan kekerasan, karena akan ditiru oleh anak". Ia menjelaskan berbagai dampak negatif yang akan dituai ketika anak jadi sasaran kekerasan orang tua. Termasuk di antaranya, anak jadi menganggap wajar tindak kekerasan, dan di kemudian hari anak akan menganggap bahwa kekerasan adalah solusi masalah yang dihadapi.

Sebelum masuk pada materi kepengasuhan, peserta PKH diajak merunut kembali tujuan pernikahan. Mengutip dawuh Imam Ghazali (w.1111 M) dalam kitab Kimiaus Sa'adah (kimia kebahagiaan), bahwa pernikahan setidaknya bertujuan mewujudkan tiga kondisi: pertama, memekarkan atau menambah jumlah umat nabi Muhammad Saw. Kedua, mempersiapkan generasi saleh yang pada gilirannya akan memberikan uluran syafaat kepada orang tuanya. Lebih-lebih ketika orang tuanya sudah meninggal dunia. Ketiga, menciptakan ketentraman dan kedamaian batin. Tiga hal tersebut dapat menjadi motivasi dalam mengasuh anak.

Faozi mencontohkan pola asuh yang terbukti berhasil mencetak anak saleh, berangkat dari kisah-kisah ulama dalam mendidik keluarganya, lalu beberapa pengalaman pribadi serta pengalaman orang-orang di dekatnya. Kunci utama dalam kepengasuhan, tidak lain adalah keteladanan. "Tidak perlu menyuruh, apalagi memaksa anak sholat, asal orang tua sudah secara rutin mencontohkan sholat setiap harinya, anak akan merekam dan tergerak melakukan", ungkap penyuluh kelahiran Pati itu.

Beberapa tips sederhana dibagikan. Misalnya, dengan merutinkan sholat berjama'ah di rumah, minimal sekali saja. Bukan di masjid. Selain untuk memberi contoh kepada anak, hal itu dapat  meningkatkan kebersamaan seluruh keluarga. Kebersamaan dalam upaya menjaga kesalehan beragama.(Faozi)