Lompat ke isi utama
x
Mtsn 3 Bantul

Kanwil Kemenag Dorong MTsN 3 Bantul Menjadi Madrasah Unggul

Dikirim oleh liana pada 26 December 2021

Bantul (MTsN 3) - Kanwil Kemenag DIY mendorong MTsN 3 Bantul menjadi Madrasah Unggul. Beberapa potensi sangat mendukung, diantaranya pendidik, tenaga kependidikan, status sebagai Madrasah Adiwiyata Kabupaten, Bermitra dengan banyak pondok pesantren dan panti, potensi wisata, budaya serta di sekitarnya banyak sentra kerajinan.

Hal itu disampaikan Kasi Guru Bidang Dikmad Kanwil Kemenag DIY Edy Purwanto, S.Pd.,M.Pd.Si saat membuka Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran di aula madrasah, Kamis, (23/12).

Menurutnya potensi yang ada mesti nersinergi mewujudkan madarasah unggul. Semua pasti bisa asal ada komitmen dari pihak terkait. Madrasah harus mengikutkan semua siswa dalam setiap perlombaan. Agar menjadi Madarsah Hebat Berkelas Dunia.

Edy berharap harus bersama berjuang selalu membawa nama baik madrasah agar semakin eksis keberadaannya. “Prestasi bukan hanya keberhasilan akademik dan non akademik, namun menjadikan siswa berakhlak islami itu adalah prestasi yang sangat luar biasa,” tandasnya.

Kasi Guru tersebut juga mengapresiasi terselenggaranya workshop karena momennya tepat, menjelang awakl semester genap. Sehingga harapannya pembelajaran nantinya bisa lebih siap, bermakna dan menyenangkan.

Kepala Madrasah Sugeng Muhari, S.Pd.Si menjelaskan, workshop diikuti segenap guru dengan narasumber Pengawas Sekolah Madya Kantor Kementerian Agama Kulon Progo, Kalimah,S.Ag.,M.A. Sugeng menginginkan dengan dilaksanakannya workshop guru tidak gamang dalam menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan kaidah dan memnuhi syarar sesuai regulasi. “Meski akreditasi masih 2023, dengan siap lebih dini sejak 2022 akan lebih maksimal hasilnya,” harapnya.

Mengawali paparannya, Kalimah mengingatkan, bahwa yang perlu kita benahi adalah mindset kita tentang administrasi. Administrasi merupakan kebutuhan kita sebagai guru untuk pencapaian tujuan, yakni agar kompetensi siswa meningkat. Jangan sampai administrasi sekedar untuk menyenangkan pengawas.

Dalam kesempatan itu Kalimah menyampaikan tentang komponen perangkat pembelajaran, meliputi Program Tahunan, Program Semester, Silabus, RPP, Daftar Buku Pegangan, Lembar Tugas Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri siswa, Handout (didalam atau diluar RPP), Alat Evaluasi (kisi-kisi dan soal), Buku Nilai (lengkap), Hasil Kegiatan PKB di MGMP tentang kompetensi sikap spiritual siswa/ Penguatan Pendidikan Karakter dan Analisis Buku Guru dan Buku siswa, Rancangan dan Hasil Penilaian Sikap spiritual dan sosial ( Jurnal, dok observasi, PD,PAT), Dokumen Hasil Tugas ( PT dan KM ), Dokumen Pengembangan Profesi Guru berupa PTK dan nilai PKG, Presensi siswa, Jurnal/agenda guru, Instrumen/rubrik penilaian otentik, Catatan Hambatan Belajar , Program remedial, pengayaan dan perbaikan prosess pembelajaran, TL hasil penilaian (Pelaksanaan remedial dan pengayaan), 

Tentang silabus mesti ada 9 komponen, meliputi: Identitas Mata Pelajaran, Identitas Madrasah, KI 1 sd 4, KD, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber. 

Untuk Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) minimalnya ada 12 komponen: 1. Identitas Madrasah, 2. Kelas/Semester, 3. Materi Pokok, 4. Alokasi Waktu, 5. Tujuan Pembelajaran, 6. KD dan IPK, 7. Materi Pembelajaran, 8. Metode (Metode, Model dan pendekatan), 9. Media, 10. sumber Belajar, 11. Langkah Pembelajaran, 12. Penilaian Hasil Pembelajaran.

“Jadi apakah akan memilih RPP yang selembar atau berlembar-lembar dipersilakan saja, asal komponennya terpenuhi,” tandas Kalimah. Di akhir workshop dilakukan tanya jawab seputar perangkat pembelajaran, dan diakhiri dengan rencana tindak lanjut berupa penugasan. Di sela-sela workshop, guru seni budaya Drs. Sutanto menyampaikan cindera mata bukunya yang berjudul “Rinconce Sekar Melati” kepada para narasumber dan madrasah.(tan)