Lompat ke isi utama
x
MAN 2 Bantul

Inovasi SKI Kelas X-E Bahas Ilmu di Masa Abbasiyah

Dikirim oleh eka putri pada 16 June 2025

Bantul (MAN 2 Bantul) – Inovasi pembelajaran kembali dihadirkan oleh Khuzaifah, guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MAN 2 Bantul. Dalam pembelajaran kelas X-E pada Jum’at (23/5), siswa diajak memahami materi “Perkembangan Keilmuan pada Masa Daulah Abbasiyah” melalui metode unik: membuat pesawat dari kertas berisi soal, lalu menerbangkannya di lapangan basket.

Metode ini tak hanya menarik perhatian siswa, tapi juga mendorong semangat mereka dalam memahami sejarah perkembangan ilmu Islam. Dalam kegiatan ini, siswa diminta menulis satu soal tentang materi Daulah Abbasiyah yang sudah dipelajari, melipatnya menjadi pesawat, lalu menerbangkan pesawat tersebut bersama-sama. Siswa lainnya kemudian berebut mengambil pesawat yang mendarat, dan menjawab soal yang ada di dalamnya.

“Seru banget! Jadi semangat belajar sejarah Islam karena metodenya tidak biasa,” ujar Salma, salah satu siswi kelas X-E yang tampak antusias mengikuti kegiatan.

Khuzaifah menjelaskan bahwa metode ini bertujuan untuk melatih daya ingat siswa terhadap materi serta mengasah kemampuan berpikir kritis dan kerjasama. “Anak-anak jadi aktif, tidak hanya duduk mendengarkan, tapi juga terlibat langsung. Pesawat kertas ini simbol dari ilmu pengetahuan yang dikembangkan pada masa Abbasiyah, yang terus menyebar dan menginspirasi dunia,” ungkapnya.

Materi yang dibahas dalam kegiatan ini meliputi tokoh-tokoh ilmuwan besar pada masa Abbasiyah seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan Al-Farabi, serta kontribusi Daulah Abbasiyah dalam bidang ilmu pengetahuan, kedokteran, matematika, filsafat, dan penerjemahan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab.

Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, turut mengapresiasi metode kreatif yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. “Kami sangat mendukung inovasi pembelajaran seperti ini. Metode yang menyenangkan bisa menumbuhkan kecintaan siswa pada sejarah Islam dan menjadikan mereka lebih aktif dalam proses belajar,” ujarnya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua jam pelajaran ini ditutup dengan refleksi bersama, di mana siswa diminta menyebutkan kembali tokoh dan cabang ilmu yang berkembang di masa Abbasiyah. Antusiasme terlihat dari hampir seluruh siswa yang berlomba-lomba menjawab dengan benar.

Dengan pembelajaran kreatif seperti ini, SKI bukan lagi dianggap sebagai pelajaran hafalan semata, tetapi sebagai ruang untuk menggali pemahaman sejarah Islam yang inspiratif dan aplikatif. (kzf)