Wisuda Tahfidz Jadi Puncak Perayaan Harlah Ke-55 MTsN 2 Bantul
Bantul (MTsN 2 Bantul) - Gelaran puncak perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-55 MTsN 2 Bantul berlangsung meriah pada Sabtu (18/3) dengan kegiatan Wisuda Tahfiz bagi siswa kelas 7, 8 dan 9. Berbagai acara mengisi kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Kabid Dikmad) Kanwil Kemenag D.I. Yogyakarta, Abd Su’ud., Pengawas Madrasah Kemenag Bantul, Etyk Nurhayati, Perwakilan dari Kapanewon Jetis, Kapolsek Jetis, Danramil Jetis, Kepala KUA Jetis, Lurah Desa Sumberagung, Ketua Komite Madrasah, dan tamu undangan lainnya.
Puncak Harlah ini diawali dengan penampilan Hadroh Matsandaba di bawah pimpinan Agus Purnomo, dilanjutkan penampilan hafalan para wisudawan/wisudawati mulai dari juz 30, juz 1 dan juz 2, prosesi wisuda tahfidz dilakukan oleh Kepala MTsN 2 Bantul, Musa Surahman, dan pemberian penghargaan pada wisudawan/wisudawati terbaik.
“Hari ini merupakan puncak Harlah Ke-55 MTsN 2 Bantul dengan agenda wisuda tahfidz. Jumlah wisudawan/wisudawati tahun ini yang terbanyak. Ada 133 siswa yang kita wisuda,” kata Musa dalam sambutannya. “Yang ikut wisuda prosesnya ditawarkan pada siswa dan diseleksi. Dari seleksi tersebut ada yang tidak sesuai target, artinya target hafalannya tidak tercapai, maka tidak kita ikutkan. Yang diwisuda sekarang adalah yang memenuhi target,” imbuhnya.
Musa juga melaporkan kepada Kabid bahwa program tahfidz yang dilaksanakan di MTsN 2 Bantul adalah dengan Sutil (Subuh Tilawah), Hama (Hafalan Maghrib), Jumur (Jumat Muroja’ah) dan Tutor (Sabtu Setoran). Yang mengampu adalah guru dan tendik, jadi semua kita kerahkan. "Alhamdulillah dalam 2 (dua) tahun terakhir yang diwisuda meningkat,” pungkas Musa.
Abd Su’ud, mengatakan rasa syukurnya dan bangga karena ada siswa yang sudah khatam 5 (lima) juz melebihi target, “Alhamdulillah saya bangga karena ada siswa yang sudah khatam melebihi target, semoga tahun depan tidak hanya lima tetapi tujuh juz,” harapnya. Su’ud juga menyampaikan bahwa di Jogja ini ada 9 kategori MTs, mulai dari madrasah riset, robotic, SKS dan lainnya. Sedangkan untuk MAN ada 5. Yang di MTs mengikuti SKS maka nanti di MAN juga mencari MAN yang memiliki program tersebut dan bisa masuk di situ sekolah selama 2 tahun saja,” imbuh Su’ud.
Dalam sambutan penutupnya, Su’ud menyampaikan 2 tantangan dalam pembelajaran. “Tantangan yang pertama adalah pembelajaran dengan IT, karena jika tidak bisa IT maka akan tertinggal. Usahakan jangan sampai siswa bosan, maka guru harus kreatif. Tantangan kedua adalah pendidikan karakter, dengan budi pekerti, kepribadian. Di jaman sekarang ini pendidikan karakter sangat ditekankan. Jadi diperlukan adanya kolaborasi guru dengan orang tua. Kita punya branding Madrasah Jogja Istimewa, Dari Jogja untuk Indonesia. Tentunya dengan melaksanakan inovasi. Saat ini belajar bukan lagi tentang kuantitas tetapi mutu. Bagaimana nanti lulusan MTs ini bisa diterima di madrasah negeri maupun madrasah swasta yang favorit,” pungkas Su’ud. (Agt)