Tingkatkan Profesionalitas Guru, Paguyuban Guru Agama Katolik, Kristen dan Hindu Laksanakan Pembinaan
Bantul (Kankemenag) – Paguyuban Guru Agama Katolik, Kristen dan Hindu melaksanakan pembinaan dalam rangka Peningkatan Profesionalitas Guru Pendidikan Agama di Gedung Pertemuan Griya Dahar Mbok Sum, Mangunan Dlingo, Jumat (17/6). Peserta dalam acara ini adalah Guru Pendidikan Agama Katolik, Kristen, dan Hindu tingkat SD, SMP, SMA/K di Kabupaten Bantul.
Dalam pembinaan ini, yang menjadi pembicara adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul (Kankemenag Bantul) H. Aidi Johansyah, S.Ag., M.M. dan Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Kankemenag Bantul H. Mukotip, S.Ag., M.Pd.I.
Dalam memberikan pembinaan, Aidi Johansyah berharap kepada guru-guru agama non muslim ini agar mempunyai motivasi yang tinggi dalam melaksanakan kinerja maupun kreativitas, karena motivasi adalah sebuah modal kehidupan, jika kita tidak punya semangat dan motivasi pasti kreativitas terhenti atau tidak berkembang. “Saya harapakan semua guru memiliki motivasi yang tinggi sehingga bisa melahirkan kreativitas dan inovasi dalam pengembangan di dunia pendidikan,” terangnya.
Aidi juga menyampaikan bahwa akhir-akhir ini di Yogyakarta atau pun di Bantul sedang banyak kegiatan, seperti Pesparawi, Pesparani, MTQ, juga pemberangkatan haji. “Semua itu dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan agar bisa semakin guyub, semakin rukun bagi semua pemeluk agama di Kabupaten Bantul,” tambah Aidi.
Mukotip dalam pembinaannya menyampaikan tentang karakter guru profesional. “Pertama, menguasai ilmu keguruan. Kedua mampu meng-update kurikulum, jadi seorang guru harus bisa menyesuaikan perubahan kurikulum yang berlaku. Ketiga, memotivasi harapan anak, jadi anak di sekolah tidak hanya mengejar nilainya saja, tetapi juga harapan setelah menuntaskan sekolah itu apa, jadi guru harus bisa memberikan semangat kepada anak,” jelasnya.
“Keempat, mengondisikan anak, dalam artian bisa menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif, jadi tidak ada anak yang membuat gaduh, onar, dan lainnya. Kelima, menguasai teknologi, jadi guru juga harus bisa mengikuti perkembangan teknologi termasuk memanfaatkannya sebagai penunjang pembelajaran. Keenam, meningkatkan kualitas keilmuan, jadi sebagai guru ilmunya juga harus diasah terus, juga harus dikembangkan semakin banyak ilmu yang bisa ditransfer ke anak,” tambah Mukotip.
Selanjutnya pembinaan disampaikan oleh Wahyuning Rumanti, S.Th. Pengawas Pendidikan Agama Kristen, Drs. Antonius Hernawan Pratikta Pengawas Menengah Pendidikan Agama Katolik dan Drs. I Wayan Setioka Pengawas Dasar Pendidikan Agama Katolik, (Dnd)