Lompat ke isi utama
x
Bimas

Seksi Bimas Selenggarakan Pengukuran Arah Kiblat Masjid dan Makam di Bantul

Dikirim oleh liana pada 4 November 2022

Bantul (Bimas Islam) – Salah satu tugas dan fungsi Seksi Bimas Islam adalah memberikan pelayanan pengukuran arah kiblat yang baru maupun kalibrasi, maka masyarakat dipersilahkan untuk mengajukan permohonan layanan. Arah kiblat sesuatu hal yang penting adanya, bukan saja ketika shalat, akan tetap ketika pemakaman jenazah pun harus diperhatikan.

Salah satu syarat sahnya salat adalah menghadap qiblat atau mengarah ke ka’bah di kota Makkah. Masjid dan Mushala perlu diukur arah qiblatnya dengan sempurna. Adapun tujuan dari pengukuran arah qiblat adalah Supaya pengetahuan masyarakat tentang penentuan arah kiblat meningkat dan lebih baik, serta menghindari adanya kesalahan dalam menentukan arah kiblat salat berjamaah di masjid ataupun musholla, begitu juga dengan arah penguburan.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan ibadah kepada masyarakat dalam hal penertiban arah kiblat sebagai penyempurnaan ibadah, Jum’at (4/11), tim Badan Hisab Rukyat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul yang dipandu oleh Zainudin, Totok Yunianta dan Aris Nurhadi melakukan pengukuran arah kiblat di masjid Quwatul Iman, Karangsemut, Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. Hal ini sebagai tindaklanjut dan respon cepat atas permohonan pengukuran arah kiblat yang diajukan oleh pengurus takmir masjid Quwatul Iman.

Bimas Islam

Setalah Pengukuran di Masjid Quwatul Iman selesai tim dari Bimas Islam melanjutkan pengukuran di Makam dusun Sukorame 2 Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. "Karena metode yang di gunakan adalah dengan matahari yang biasa di sebut dengan rasdul qiblat, maka pengukuran arah kiblat hanya bisa dilakukan pada siang hari saat cerah", kata Totok.

Rashdul Qiblah merupakan peristiwa ketika matahari berada di atas Ka’bah sehingga bayangan benda yang terkena sinar akan menunjukkan arah kiblat.Hal ini yang membedakan dengan hari-hari biasa, ketika matahari juga melintas di atas ka’bah, tapi bedanya ketika fenomena ini matahari tepat berada di atas ka’bah secara presisi, atau bisa dikatakan mencapai titik 90 derajat.

Posisi pengkuburan yang menghadap kiblat menjadi keharusan. walaupun hal ini medapati beberapa istimbath hukum dari ulama mazhab yang berbeda pendapat. Secara teknis, kewajiban minimal dalam mengubur jenazah adalah dengan mengubur jenazah pada satu lubang yang dapat mencegah tersebarnya bau dan dari dimangsa binatang buas serta menghadapkan jenazah ke arah kiblat. (ska)