Persiapan Tahun ajaran Baru MIN 2 Bantul adakan workshop Kurikulum
Bantul (Pengawas Madrasah) - Tahun pelajaran baru sudah di depan mata. Semua civitas akademika sibuk mempersiapkan diri baik administrasi, fisik maupun non fisik. Termasuk juga menyiapkan kurikulum. Begitu juga MIN 2 Bantul mengadakan workshop penyusunan kurikulum tahun pelajaran 2025/ 2026 yang diadakan Rabu 25 Juni 2025. Yuhrotul mardhiyah selaku kepala madrasah menyampaikan bahwa kurikulum ini sebaiknya sudah jadi dan disahkan sebelum masuk tahun pelajaran baru. Harapan kepala madrasah, diawali dengan workshop mudah-mudahan semua guru lebih memahami kurikulum terutama disesuaikan dengan regulasi baru.
Pengawas MIN 2 Bantul, Rini Astuti memaparkan materi kurikulum dimulai dari mengingatkan regulasi yang digunakan, siatimatika, muatan kurikulum, dan materi lain yang terkait. Secara rinci Rini juga menjelaskan tentang Deep Learning yang harus masuk dalam kurikulum di tahun ajaran saat ini. Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu. Lebih lanjut Rini menjelaskan bahwa yang dimaksud Berkesadaran adalah memberikan Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh agar memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan. Sedangkan Bermakna, Peserta didik dapat merasakan manfaat dan relevansi dari hal-hal yang dipelajari untuk kehidupan. Peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Selanjutnya Menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Peserta didik merasa dihargai atas keterlibatan dan kontribusinya pada proses pembelajaran. Peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan,” jelasnya.
Tidak lupa Rini menjelaskan bahwa Kurikulum Cinta (Kunta) yang telah di launching oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia harus masuk di dalam kurikulum satuan Pendidikan. Kurikulum Cinta merupakan kurikulum yang menitikberatkan pada pengembangan karakter, pembelajaran berbasis pengalaman, dan perhatian mendlaam terhadap aspek sosial dan emosional dalam pendidikan. Kurikulum Cinta tidak hadir sebagai pengganti kurikulum, tetapi sebagai insersi. Tujuan Kurikulum Cinta mewujudkan peserta didik sebagai insan yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, dan mnegdepankan cinta. Kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan draf kurikulum yang dipandu oleh Nurul sebagai Tim Pengembang Kurikulum (TPK) MIN 2 Bantul. (Rini)