Pelatihan Kecerdasan Emosional Guru Sebagai Pengembang Kurikulum di Madrasah
Bantul (MIS Ma'arif Giriloyo 1) - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan PPM di MI Ma'arif Giriloyo 1, Kamis (27/6) dengan mendatangkan dosen FIPP UNY sebagai pematerinya. Kegiatan ini diikuti sebanyak 33 peserta yang terdiri dari guru kelas, guru tahfidz, pustakawan MIS Ma'arif Giriloyo 1, komite madrasah, pengawas madrasah dari Kemenag Kabupaten Bantul.
Muhammad Kuncoro, selaku pengawas MI Ma'arif Giriloyo 1 merasa bangga atas adanya pelatihan kecerdasan emosional guru ini. "Terima kasih atas kesempatan yang telah diluangkan kepada para pemateri atau dosen dari FIPP UNY untuk berbagi ilmunya kepada guru-guru MIS Ma'arif Giriloyp 1. Harapannya dengan adanya pelatihan bisa meningkatkan kecerdasan emosional guru, khususnya guru MIS Giriloyo 1, dapat menyerap ilmu yang disampaikan para ahli dari FIPP UNY, berharap juga dapat menyusun kurikulum yang regulatif," pungkasnya.
Anik Ghufron, selaku ketua pelaksana PPM menyampaikan sambutannya. "PPM disini yakni penugasan dosen Departemen Kurikulum & TeKnologi pendidikan dari Fakultas ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) UNY. Tujuan kami disini yakni bersilaturrohmi dan diskusi, dan yang paling utama mensosialisasikan menara air dari UNY, membagi wawasan dan berbagi pengetahuan, sehingga kami bisa mengembangkan wawasan kita yang sesuai lapangan dan nyata," tutur Anik Ghufron.
Sebagai pemateri pertama, Anik Ghufron menyampaikan beberapa poin. "Guru adalah motivator, pekerjaan guru itu beruntun. Guru juga dituntut lebih profesional ketika di madrasah, perlu diketahui bos kita adalah murid, sehingga kita sebagai pendidik harus memberi pelayanan yang baik," pesan Anik Ghufron dalam mengakhiri materi pertama.
Pemateri kedua yakni Rosita Endang. Ia menyampaikan inti dari materi kecerdasan emosional. "Biar tidak stress, buatlah happy, setiap hari harus happy agar lebih menikmati tugas-tugas dengan baik. Cara meningkatkan kecerdasan emosional, pelatihan empati, pelatihan manajemin konflik, managemen stress, mood journaling, pelatihan komunikasi efektif, belajar bersyuku," tutur Rosita Endang.
Pembicara ketiga yakni Christina Ismaniati. Ia menyampaikan model pembelajaran inovatif dan memerdekakan. "Menjadi guru harus membutuhkan kecerdasan yang "how" saat ini apa yang harus dilakukan. Karena di dalam proses pembelajaran tidak ada siswa yang sama, siswa itu unik, sehingga pendidik membutuhkan banyak model pembelajaran yang inovatif dan memerdekakan saat di kelas," terangnya. (BA)