Lompat ke isi utama
x
MAN 2 Bantul

MGMP Ekonomi Angkat Isu Kripto, Guru MAN 2 Bantul Siap Edukasi Siswa Era Digital

Dikirim oleh Dendy Pramana.P pada 29 July 2025

Bantul (MAN 2 Bantul) - Guru Ekonomi MAN 2 Bantul mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ekonomi Madrasah Aliyah Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengangkat tema besar bertajuk Cryptocurrency: Investasi atau Spekulasi?. Pada Rabu (23/07/2025), bertempat di Auditorium Universitas Siber Muhammadiyah (Sibermu) Yogyakarta, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi para pendidik untuk memahami fenomena ekonomi digital yang kini semakin dekat dengan kehidupan generasi muda.

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua MGMP Ekonomi MA DIY, Tony Purwanti. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa isu-isu aktual seperti cryptocurrency perlu dikuasai oleh para guru ekonomi agar pembelajaran menjadi relevan dengan perkembangan zaman. “Siswa kita hidup di era yang berbeda. Mereka mendengar istilah kripto, blockchain, dan aset digital setiap hari di media sosial. Kita sebagai guru tidak bisa tinggal diam, tapi harus hadir sebagai sumber informasi yang benar dan bijak,” tutur Tony Purwanti.

Kegiatan ini juga dihadiri dan didukung penuh oleh Rektor Universitas Siber Muhammadiyah, Bambang Riyanta yang dalam sambutannya menyatakan bahwa perguruan tinggi terbuka seperti Sibermu siap menjadi mitra strategis madrasah dalam penguatan literasi digital, termasuk di bidang keuangan dan investasi digital. “Kami melihat guru madrasah sangat berperan penting dalam menanamkan sikap kritis dan tanggung jawab di tengah kemajuan teknologi keuangan. Kripto bukan sekadar tren, tetapi bagian dari sistem ekonomi global masa depan,” ujar Bambang.

Materi inti disampaikan oleh Joko Supriyanto, dosen dan praktisi kripto dari Sibermu, yang membawakan presentasi bertajuk Understanding Cryptocurrency. Ia membahas secara komprehensif sejarah, konsep dasar, hingga potensi serta risiko mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum.

Joko menjelaskan bahwa cryptocurrency muncul sebagai respons terhadap krisis keuangan global 2008, yang menunjukkan lemahnya kepercayaan publik terhadap sistem keuangan konvensional. Bitcoin, sebagai mata uang digital pertama, menawarkan alternatif sistem keuangan yang bersifat desentralisasi, transparan, dan aman berkat teknologi blockchain.

Selain itu, peserta juga diajak memahami mekanisme konsensus dalam dunia kripto seperti Proof of Work dan Proof of Stake, mengenali perbedaan antara koin dan token, serta mendalami konsep stablecoin dan regulasi kripto di Indonesia, termasuk ketentuan dari Bappebti dan pandangan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Guru Ekonomi MAN 2 Bantul yang hadir dalam kegiatan ini mengaku sangat terbantu dengan materi yang disampaikan. Menurut mereka, banyak siswa yang sudah mengenal atau bahkan menggunakan kripto, namun belum memahami secara kritis aspek hukum, risiko, maupun nilai edukatifnya.

“Kegiatan MGMP ini sangat penting. Kami jadi tahu bagaimana menjelaskan kripto secara netral dan informatif kepada siswa, tidak ikut menggiring ke spekulasi, tapi membekali mereka dengan pengetahuan ekonomi digital yang benar,” ujar salah satu peserta.

Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi dan refleksi, di mana para guru merancang ide-ide untuk memasukkan topik-topik seperti kripto, blockchain, dan digital asset dalam pembelajaran ekonomi yang kontekstual dan sesuai kurikulum.

Dengan semangat belajar dan kolaborasi, para guru Ekonomi MA DIY, termasuk dari MAN 2 Bantul, kini semakin siap untuk mendampingi peserta didik memahami dunia ekonomi digital yang kian kompleks. MGMP ini menjadi bukti bahwa madrasah tidak tertinggal, melainkan siap menjadi garda terdepan pendidikan di era teknologi dan informasi. (FES)