Mbah Pringgo: Bakul Gedhang Munggah Kaji
Bantul (Kankemenag) – Mengenal sosok Mbah Ngadirah yang kerap disapa Mbah Pringgo di lingkungan tempat tinggalnya. Ia seorang penjual buah dan sayur, namun lebih dikenal dengan bakul gedhang (penjual pisang_red). Tahun ini, Mbah Pringgo di usianya yang menginjak 74 tahun mendapat panggilan untuk menunaikan ibadah haji.
Keseharian Mbah Pringgo menjual dagangannya di depan rumah yang berlokasi di Dukuh Piring, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul. Mbah Pringgo seorang janda yang hidup sebatang kara di rumah yang sederhana. Suaminya telah berpulang 2009 silam dan ketiga anaknya juga sudang berpulang.
Mbah Pringgo mendaftar haji tahun 2012. Setoran awal untuk pendaftaran haji ia dapatkan dari tabungan pensiun suami ditambah tabungan pribadinya. Tabungan pribadi ini ia dapatkan dari menyisihkan hasil jualan setiap harinya, namun Mbah Pringgo tidak menghitung nominalnya. “Saya tidak tahu berapa hasil jualan setiap harinya, yang penting cukup untuk kebutuhan harian dan sisanya ditabung,” ucap Mbah Pringgo.
Usia yang sudah tidak muda lagi, membuat Mbah Pringgo kesulitan untuk mengurus kelengkapan untuk berangkat haji. Dengan kesederhanaan dan kegigihannya, ia tidak menyerah begitu saja. Banyak tetangga yang berkenan membantu dalam proses pengurusan haji, termasuk antar jemput saat mengikuti manasik haji. Namun Mbah Pringgo tidak mau dibantu secara cuma-cuma. Ia memberikan uang transportasi karena ia tidak ingin merepotkan orang yang sudah berkenan membantu, khususnya sejak aktif ikut manasik haji dari dua tahun lalu.
Menurut Mbah Pringgo, prosesnya hingga tahun keberangkatan ini terasa dimudahkan oleh Allah. “Mungkin karena dapat barokah karena sering ikut majelis taklim,” jelasnya. (Dnd)
