Lompat ke isi utama
x
MAN 2 Bantul

MAN 2 Bantul Laksanakan Pra Reviu Kurikulum Kedua: Tanamkan Konsep Deep Learning dan 7 Kebiasaan Anak Hebat

Dikirim oleh eka putri pada 24 April 2025

Bantul (MAN 2 Bantul) — Dalam rangka menyongsong pelaksanaan kurikulum yang lebih bermakna dan membumi, MAN 2 Bantul menggelar kegiatan Pra Reviu Kurikulum yang kedua pada Rabu (17/4/25), bertempat di aula madrasah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan sebagai bentuk refleksi dan evaluasi awal dalam menyempurnakan kurikulum yang akan diterapkan.

Kegiatan Pra Reviu Kurikulum ini menghadirkan pengawas madrasah Kabupaten Bantul, Heni Prilantari, yang memberikan materi utama. Dalam paparannya, Heni menekankan pentingnya konsep Deep Learning atau pembelajaran mendalam, serta penguatan nilai karakter melalui Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Kedua materi tersebut dinilai sangat relevan untuk menciptakan lingkungan belajar yang transformatif, inspiratif, dan membentuk karakter unggul pada siswa.

Dalam pembukaan materinya, Heni Prilantari menjelaskan bahwa kurikulum yang baik tidak hanya menekankan pada pencapaian akademik, tetapi juga pada proses belajar yang mendalam. Deep Learning menurutnya adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep secara menyeluruh, keterampilan berpikir kritis, kemampuan kolaboratif, serta aplikasi pengetahuan dalam kehidupan nyata. "Deep Learning adalah pendekatan yang mengajak siswa untuk berpikir, merefleksi, dan menciptakan makna dari apa yang mereka pelajari. Ini bukan sekadar menghafal, tapi memahami dan mampu menghubungkan antar materi serta menerapkannya dalam kehidupan," jelas Heni. Nilai-Nilai Dasar dalam pembelajaran mendalam antara lain 1) Kesadaran penuh (mindfulness) dalam belajar: belajar secara utuh, hadir secara mental dan emosional; 2) Relevansi dengan kehidupan nyata (meaningful learning): materi pelajaran terhubung dengan pengalaman hidup peserta didik; 3) Pengalaman emosional positif (joyful learning): pembelajaran harus menyenangkan agar motivasi belajar muncul secara intrinsik.

Ia juga menambahkan bahwa guru sebagai fasilitator belajar perlu mendesain kegiatan pembelajaran yang tidak hanya padat isi, tetapi juga kaya makna. Dengan demikian, siswa tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga matang dalam sikap dan keterampilan.

Selain membahas aspek pembelajaran, sesi selanjutnya menyoroti pentingnya pembentukan karakter siswa melalui 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Gerakan ini dinilai selaras dengan semangat Merdeka Belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek utama dalam pendidikan karakter. Berikut adalah tujuh kebiasaan yang dipaparkan:

1. Bangun Pagi. Kebiasaan ini menanamkan nilai disiplin dan kesiapan memulai hari dengan semangat. Bangun pagi juga diyakini meningkatkan keseimbangan jiwa dan raga serta mengasah kemampuan manajemen waktu siswa.

2. Beribadah Ibadah menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter spiritual dan moral siswa. Dengan rutin beribadah, siswa belajar nilai-nilai kebaikan, tanggung jawab, dan kedekatan dengan Sang Pencipta.

3. Berolahraga Aktivitas fisik ini bukan hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental, mengasah sportivitas, dan melatih kerja sama. Kebiasaan olahraga juga berperan dalam membentuk daya tahan fisik dan emosional.

4. Makan Sehat dan Bergizi. Nutrisi yang seimbang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Dengan membiasakan makan sehat, siswa tidak hanya menjaga kebugaran, tetapi juga mendukung konsentrasi dan prestasi akademik.

5. Gemar Belajar. Semangat belajar yang tinggi mendorong siswa menjadi pembelajar sejati, penuh rasa ingin tahu, dan kreatif. Kebiasaan ini akan membekali mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

6. Bermasyarakat Anak-anak juga perlu dilatih untuk berinteraksi dan berkontribusi di masyarakat. Melalui kebiasaan ini, siswa belajar nilai empati, gotong royong, dan kepedulian sosial

7. Tidur Cepat. Tidur tepat waktu sesuai usia anak sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatannya. Kebiasaan tidur cepat membantu organ tubuh pulih dan berfungsi optimal, memulihkan mental dan emosional, serta menjaga keseimbangan antara aktivitas dan ketenangan

Kegiatan ini tidak hanya menyentuh sisi teknis pengembangan kurikulum, tetapi juga menginspirasi guru untuk menjadi role model bagi peserta didik. Heni menekankan bahwa perubahan paradigma pembelajaran akan berjalan efektif bila guru turut menjadi teladan dalam menerapkan 7 kebiasaan tersebut."Anak-anak meniru dari apa yang mereka lihat, bukan hanya dari apa yang mereka dengar. Maka tugas kita adalah menjadi contoh nyata kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari," tegasnya.

Kegiatan ini ditutup dengan diskusi reflektif antar guru yang membahas bagaimana integrasi konsep Deep Learning dan 7 Kebiasaan Anak Hebat dalam mata pelajaran masing-masing. Hasil dari kegiatan Pra Reviu Kurikulum kedua ini akan menjadi dasar dalam penyusunan program kerja tahun pelajaran mendatang serta penguatan karakter siswa di semua lini.

Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, Fitria Endang Susana, menyampaikan apresiasi kepada seluruh guru yang telah berpartisipasi aktif. Ia juga berharap agar seluruh elemen madrasah terus berkolaborasi membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya mendorong prestasi akademik, tetapi juga menumbuhkan karakter anak bangsa yang tangguh dan berdaya saing.“Ini baru awal dari proses panjang menuju madrasah yang lebih bermakna. Kami optimis, dengan semangat bersama, kita bisa mewujudkan madrasah yang unggul dalam karakter, keterampilan, dan ilmu pengetahuan,” tutupnya. (FES)