Lompat ke isi utama
x
MAN 2 Bantul

MAN 2 Bantul Laksanakan Analisis Konteks Kurikulum: Siap Kembangkan Pendidikan Berbasis Inovasi dan Karakter

Dikirim oleh eka putri pada 28 April 2025

Bantul (MAN 2 Bantul) — Dalam rangka penyusunan dan pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM) tahun ajaran 2025/2026, MAN 2 Bantul menyelenggarakan kegiatan Analisis Konteks Kurikulum pada hari Selasa (22/4/25). Kegiatan ini dilaksanakan di ruang multimedia madrasah dengan menghadirkan narasumber utama, Anita Isdarmini,, Ketua Tim Kerja 1 Bidang Kesiswaan dan Kurikulum.

Kegiatan ini diikuti oleh kepala madrasah, wakil kepala madrasah, para guru mata pelajaran, wali kelas, serta tenaga kependidikan lainnya. Sebagai bagian dari proses pengembangan kurikulum yang partisipatif dan kontekstual, analisis konteks menjadi langkah awal dalam menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan peserta didik, potensi madrasah, serta arah kebijakan pendidikan nasional.

Dalam paparannya, Anita Isdarmini menekankan pentingnya melakukan penyesuaian kurikulum secara dinamis agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Ia menyampaikan beberapa masukan penting yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam penyusunan kurikulum MAN 2 Bantul.

Salah satu poin utama yang disampaikan oleh Anita adalah pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai karakter melalui Kurikulum Cinta. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan nilai kasih sayang, kepedulian sosial, dan integritas dalam proses pembelajaran. “Kurikulum Cinta bukan hanya soal afektif, tapi juga bagaimana membentuk budaya madrasah yang hangat dan inklusif,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mendorong implementasi pendekatan deep learning, yaitu pembelajaran yang mendorong peserta didik berpikir kritis, reflektif, dan mampu memecahkan masalah dalam konteks nyata. “Dengan pendekatan deep learning, kita tidak hanya mengejar pemahaman konseptual, tetapi juga mengajak siswa menelusuri makna lebih dalam dari materi yang mereka pelajari. Ini penting agar mereka siap menghadapi tantangan abad ke-21,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, juga dibahas pentingnya penyesuaian target kinerja madrasah dengan kontrak prestasi kepala madrasah yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama. Target-target tersebut antara lain mencakup peningkatan mutu lulusan, penguatan literasi dan numerasi, serta pengembangan karakter peserta didik.

Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati., dalam sambutannya menyatakan bahwa kontrak prestasi menjadi komitmen bersama antara madrasah dan pemangku kepentingan pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum yang dikembangkan harus selaras dengan target tersebut. “Kami ingin memastikan bahwa apa yang kami susun dalam kurikulum benar-benar menjadi jalan untuk mencapai visi, misi, dan target kinerja madrasah,” ujarnya.

Menanggapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan perkembangan teknologi digital, Anita Isdarmini juga mengusulkan agar mata pelajaran Coding dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) mulai dimasukkan ke dalam struktur kurikulum madrasah. Langkah ini dianggap sebagai bentuk kesiapan madrasah dalam mempersiapkan generasi muda yang melek teknologi dan mampu bersaing di era global. “Anak-anak kita adalah digital native. Sudah saatnya kita memberikan mereka kesempatan untuk belajar keterampilan abad 21, termasuk coding dan AI. Ini bukan lagi masa depan, tapi kebutuhan hari ini,” ungkapnya.

Dalam sesi diskusi, peserta kegiatan juga menyepakati bahwa mulai tahun ajaran 2025/2026, penjurusan untuk kelas XI akan dilakukan dengan lebih tegas, yakni pemisahan antara jurusan IPA dan IPS. Kebijakan ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses belajar sesuai dengan potensi dan minat peserta didik. Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum, Fitria Endang Susana menjelaskan bahwa pemetaan minat dan bakat siswa akan menjadi dasar penjurusan, didukung dengan hasil asesmen diagnostik dan peminatan siswa. “Kami ingin memastikan bahwa penjurusan bukan sekadar administratif, tetapi benar-benar mendukung pengembangan potensi anak,” tegasnya.

Selain itu, kriteria kenaikan kelas dan kelulusan siswa juga dibahas dalam forum ini. Aspek penilaian tidak hanya berbasis akademik, tetapi juga mencakup sikap, kehadiran, dan keterlibatan aktif dalam kegiatan madrasah. Penilaian holistik ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk berkembang secara menyeluruh.

Kegiatan Analisis Konteks Kurikulum ini menjadi langkah awal yang strategis dalam penyusunan Kurikulum Operasional Madrasah di MAN 2 Bantul. Dengan melibatkan berbagai pihak dan mempertimbangkan dinamika perkembangan zaman, madrasah berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga membentuk karakter mulia dan kompetensi global bagi peserta didik.

Kegiatan ditutup dengan penyusunan draf awal hasil analisis konteks yang akan menjadi dasar pengembangan kurikulum pada tahap berikutnya. Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, MAN 2 Bantul siap melangkah menuju madrasah yang adaptif, inspiratif, dan berdaya saing tinggi. (FES)