Karawitan Unggul Budoyo, Identitas MAN 4 Bantul Sebagai Madrasah Berbudaya
Bantul (MAN 4 Bantul) – Karawitan merupakan seni gamelan yang menjadi ciri khas daerah Jawa dan Bali. Saat ini musik tersebut kurang diminati di kalangan para remaja. Demi menjaga warisan budaya, MAN 4 Bantul Yogyakarta (Manembayo) berusaha menghidupkan seni musik tersebut dengan cara membuka pelatihan Karawitan bagi siswa setiap minggunya. Karawitan di Manembayo menjadi salah satu pilihan ekstrakuriler musik selain band dan hadrah. Ia menjadi kegiatan siswa paling diminati saat ini.
Latihan Karawitan di Manembayo diikuti oleh siswa kelas 10 dan 11. Di adakan setiap hari Rabu sepulang sekolah. Latihan akan dipadatkan menjadi 4 kali seminggu jika akan tampil dalam sebuah acara. Karawitan menjadi pembuka kegiatan Pelatihan Menulis Ilmiah yang diadakan oleh Kanwil Kemenag DIY di Aula Manembayo pada Sabtu (16/07). Kepala Manembayo Singgih Sampurno bercerita jika siswanya tampil menawan dalam pembukaan Pelatihan Menulis Ilmiah di madrasahnya. “Kolaborasi harmonis antar siswa dan guru dalam pembukaan pelatihan menulis ilmiah di Manembayo mendapat apresiasi dari para peserta yang datang dari berbagai madrasah. Saat ini belum banyak madrasah yang memiliki grup Karawitan seperti di Manembayo,” jelas Singgih.
Singgih Sampurno juga menjelaskan jika madrasah merupakan lembaga pendidikan yang bercirikan Islam. Selain itu biasanya siswa yang berada di usia remaja lebih mengenal musik band. Hadirnya karawitan adalah sebagai bentuk pendidikan karakter cinta tanah air yang ditanamkan oleh Manembayo kepada siswanya. Dengan begitu siswa akan lebih mengenal dan mencintai warisan budaya leluhurnya.
Tim Karawitan Manembayo akan tampil pada acara-acara penting madrasah. Selain itu Karawitan juga sering dimainkan dalam kegiatan dalam menyambut tamu penting dengan musik khasnya yang berjudul Kebo Giro. Seni musik yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda tersebut akan menjadi identitas Manembayo sebagai madrasah berbudaya yang ada di Yogyakarta. (uun)
