Lompat ke isi utama
x
MTsN 9 Bantul

Ikuti Pelatihan Menulis Cerpen, Guru MTsN 9 Bantul Siap Sebarkan Nilai-Nilai Kebhinekaan

Dikirim oleh Sugiyono pada 26 July 2024

Bantul (MTsN 9 Bantul)—Empat guru Bahasa Indonesia MTs Negeri 9 Bantul, Yuni Iswari Dewi, Siti Retno Machromah, Dwi Apriliya Putri, dan Andrian Eka Saputra, mengikuti kegiatan Pelatihan Menulis Cerpen Berwawasan Kebhinekaan. Kegiatan ini berlangsung di MTsN 4 Bantul pada Selasa (23/07/2024). Rina Harwati, Ketua MGMP, menyatakan kegiatan tersebut berlangsung atas kerja sama MGMP Bahasa Indonesia MTs Bantul dengan PPM Kelompok Dosen Sastra Indonesia FBSB UNY.

Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Ahmad Musyadad. Dalam sambutannya, Musyadad memberikan apresiasi tinggi kepada Tim PPM Sasindo FBSB UNY yang telah menggandeng guru-guru madrasah tsanawiyah di wilayahnya.

Sementara itu, Else Liliani, Ketua Tim PPM, menilai bahwa dewasa ini, kemajemukan terkadang disikapi dengan sesuatu yang tidak bijak. Artinya, perbedaan terkadang membuat seseorang berjarak. Padahal, secara fitrah, manusia memang berbeda. Else juga menilai bahwa guru berpeluang besar untuk menyebarluaskan pemikiran tentang kemajemukan dan kebhinekaan melalui karya sastra.

Dipandu oleh Andrian Eka Saputra, guru MTsN 9 Bantul, peserta pelatihan dengan antusias menyimak paparan dari Guru Besar FBSB UNY, Suminto A. Sayuti. Dengan gaya khasnya yang santai, Suminto mengibaratkan kebhinekaan dengan peyek Mbok Tumpuk dan peyek jingking Pundong. Meski sama-sama peyek, keduanya tetap berbeda.

“Peyek Mbok Tumpuk tidak bisa diukur dengan peyek jingking Pundong,” jelas Suminto, “keduanya berbeda, tetapi sama enaknya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Suminto menegaskan bahwa semua yang mengenal bahasa pasti bisa menulis. Oleh karena itu, guru Bahasa Indonesia harus percaya diri dalam menulis cerpen. Menurut Suminto, syarat menulis cerpen hanya ada tiga.

“Syaratnya hanya tiga, yaitu menulis, menulis, dan menulis,” tegas Suminto. (and)